Abstract:
Pengembangan pengendalian vektor DBD dengan bahan alami sangat
dianjurkan. Salah satu bahan alami yaitu kulit buah naga ungu (H. costaricensis)
mengandung flavonoid jenis antosianin yang dapat berpotensi sebagai biolarvasida.
Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan potensi ekstrak kulit buah naga ungu
(H. costaricensis) sebagai biolarvasida. Penelitian menggunakan desain penelitian
true experimental dengan rancangan the post test only controlled group design
menggunakan subjek larva Ae. aegypti instar IV. Pengujian potensi biolarvasida
menggunakan 7 kelompok uji dengan 4 kali pengulangan. Tujuh kelompok uji
terdiri dari 5 kelompok perlakuan yaitu 275,5 ppm, 551 ppm, 1102 ppm, 2204 ppm
dan 4408 ppm serta kontrol negatif dan kontrol positif. Hasil Kruskal-Wallis H test
didapatkan perbedaan rata-rata yang signifikan terhadap semua kelompok baik
perlakuan dan kontrol (p-Value = 0,001). Hasil Mann-Whitney U Test didapatkan
perbedaan rata-rata yang signifikan antara semua kelompok perlakuan dengan
kelompok kontrol (p-Value < 0,05). Hasil analisis regresi probit didapatkan LC50
sebesar 3231,961 ppm dan LT50 selama 13,268 jam di konsentrasi 4408 ppm
dengan waktu pajanan 24 jam. Potensi biolarvasida terjadi karena flavonoid jenis
antosianin sebagai racun pernapasan sehingga terjadi retriksi inhalasi. Disimpulkan
bahwa ekstrak kulit buah naga ungu (H. costaricensis) berpotensi sebagai
biolarvasida. Pengembangan penelitian selanjutnya disarankan mengisolasi
senyawa antosianin pada kulit buah naga ungu (H. costaricensis) dan
mengombinasikan dengan tanaman lain yang berpotensi sebagai biolarvasida.
Kata Kunci: Pengendalian vektor DBD, kulit buah naga ungu, biolarvasida