Abstract:
Latar Belakang: Karies merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut yang paling sering dijumpai. Berdasarkan RISKESDAS tahun 2018, prevalensi penduduk provinsi Kalimantan Selatan yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut adalah sebesar 60%. Streptococcus mutans merupakan salah satu bakteri utama penyebab karies gigi yang dapat mengakibatkan demineralisasi pada jaringan keras gigi. Guna mengurangi jumlah mikroorganisme Streptococcus mutans masyarakat dapat memanfaatkan bahan alam, salah satunya ialah kitosan sisik ikan papuyu (Anabas testudineus). Tujuan: Menganalisis efektivitas antibakteri kitosan sisik ikan papuyu (Anabas testudineus) terhadap bakteri Streptococcus mutans berdasarkan nilai Kadar Hambat Minimum dan Kadar Bunuh Minimum. Metode: Penelitian ini adalah true experimental design dengan posttest only with control group design menggunakan 30 sampel kitosan sisik ikan papuyu (Anabas testudineus) yang dikelompokkan dalam 6 kelompok perlakuan dan 5 kali pengulangan sampel. Kelompok perlakuan tersebut yaitu kitosan sisik ikan papuyu (Anabas testudineus) konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%, klorheksidin 0,2% sebagai kontrol positif, serta aquades sebagai kontrol negatif. Perhitungan absorbansi menggunakan alat Spektrofotometer UV-VIS Biobase BK-D560 untuk KHM (Kadar Hambat Minimum) dan koloni bakteri Streptococcus mutans dilihat secara visual dengan colony counter untuk KBM (Kadar Bunuh Minimum). Hasil: Hasil uji Kruskal Wallis untuk KHM (Kadar Hambat Minimum) dan KBM (Kadar Bunuh Minimum) kitosan ikan papuyu konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% didapatkan hasil signifikansi p=0,00 yang artinya p<0,05 dan menunjukan adanya perbedaan bermakna antar perlakuan. Kesimpulan: Terdapat perbedaan efektivitas KHM dan KBM kitosan sisik ikan papuyu (Anabas testudineus) pada konsentrasi 25%, 50%, 75%, 100%, klorheksidin glukonat 0,2% (kontrol positif) dan akuades (kontrol negatif).
Kata kunci : Ikan papuyu (Anabas testudineus), kadar bunuh minimum, kadar hambat minimum