Abstract:
Program Indonesia Pintar merupakan kerjasama tiga kementerian yaitu Kemdikbud, Kemensos dan Kemenag yang diperuntuknya untuk pelajar Indonesia dimana pemberian bantuan secara tunai usia 6-21 tahun yang berasal dari keluarga kurang mampu dan merupakan bagian dari penyempurnaan Bantuan Siswa Miskin (BSM). Melalui program ini pemerintah berupaya mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah, dan diharapkan dapat menarik siswa putus sekolah agar kembali melanjutkan pendidikannya. PIP juga diharapkan dapat meringankan biaya personal pendidikan peserta didik, baik biaya langsung maupun tidak langsung. Di SDN Paul dimana program PIP menjadi program wajib yang dilaksanakan oleh sekolah. Kendala yang terjadi di lapangan saat ini ialah data siswa yang sudah terdaftar di DAPODIK akan secara otomatis di proses oleh sistem pusat, hal ini akan menyebabkan beberapa proses pemberian bantuan tidak tepat sasaran, dan pihak sekolah tidak dapat melakukan seleksi terlebih dahulu. Oleh karena itu, di buatlah system pendukung keputusan agar hasil dari keputusan ini bisa memberikan rekomendasi penerima bantuan PIP dengan data yang lebih objektif dan sesuai tujuan dari PIP itu sendiri. Pada penelitian ini dibuatlah seleksi untuk merekomendasikan calon penerima pip dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan nilai bobot kriteria dan metode Simple Additve (Weigthed SAW) untuk mendapatkan nilai perangkingan alternatif pilihan dimana hasil perankingan tersebut menjadi pertimbangan dalam menentukan calon peserta yang diterima dan tidak diterima berdasarkan kuota yang sudah disediakan tiap tahapnya. Hasil dari perhitungan AHP-SAW didapatkan oleh siswa bernama M. Riduan Sya’bani dengan nilai preferensi 5.83.