Abstract:
Latar Belakang: Ekstrak kulit batang ulin dapat digunakan sebagai alternatif obat herbal penyembuh luka karena kandungan metabolit sekundernya seperti fenolik dan flavonoid yang memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Tanaman herbal sebelum digunakan sebagai alternatif pengobatan harus diiringi tingkat keamanan sediaan yang diperoleh dari uji toksisitas sehingga tidak akan menimbulkan efek berbahaya saat digunakan, salah satunya secara in vivo yang dilihat dari pengaruhnya terhadap hati tikus Wistar berdasarkan kadar SGOT dan SGPT. Tujuan: Membuktikan tidak terdapat efek toksik dari pemberian ekstrak kulit batang ulin terhadap hati tikus Wistar berdasarkan kadar SGOT dan SGPT. Metode: Penelitian eksperimental laboratoris murni dengan posttest-only with control group design, terdiri dari 16 ekor tikus wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan 1 kelompok kontrol negatif diberikan akuades dan 3 kelompok perlakuan diberikan ekstrak kulit batang ulin konsentrasi 25%, 55%, dan 95% 2 kali sehari tiap 12 jam selama 28 hari dan dikorbankan di hari ke 29 untuk diambil darahnya dan dianalisis kadar SGOT dan SGPT menggunakan metode Kinetik-IFCC dibaca dengan spektofotometer. Hasil: Kadar SGOT dan SGPT hati tikus Wistar setelah perlakuan selama 28 hari tidak melebihi rentang normalnya, yaitu SGOT 45,7 – 80,8 U/L dan SGPT 13,1 – 34,6 U/L, yang membuktikan bahwa pemberian ekstrak kulit batang ulin tidak memberikan efek toksik terhadap SGOT dan SGPT. Kesimpulan: Tidak terdapat efek toksik dari pemberian ekstrak kulit batang ulin konsentrasi 25%, 55%, dan 95% secara per oral terhadap kadar SGOT dan SGPT tikus Wistar.