Abstract:
Latar Belakang: Masyarakat dayak mengonsumsi daun kelakai sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit karena dianggap minim efek samping. Ekstrak daun kelakai memiliki kandungan berupa flavonoid, alkaloid, saponin, dan tannin yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga berpotensi dalam proses penyembuhan luka karena mampu meningkatkan kemampuan pembentukan jaringan granular, proliferasi fibroblas, dan produksi serat kolagen. Sebelum digunakan sebagai obat penyembuhan luka perlu dilakukan uji toksisitas secara in vivo pada ginjal tikus Wistar berdasarkan gambaran histopatologi perdarahan dan nekrosis. Tujuan: Membuktikan tidak terdapat efek toksik pemberian ekstrak daun kelakai dosis 2000 mg/kgBB, 2500 mg/kgBB, dan 3.000 mg/kgBB terhadap ginjal tikus Wistar berdasarkan gambaran histopatologi perdarahan dan nekrosis. Metode: True eksperimental dengan rancangan posttest-only with control group design. Penelitian terbagi atas kelompok kontrol yang diberikan akuades dan kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak daun kelakai dosis 2000 mg/kgBB, 2500 mg/kgBB, dan 3000 mg/kgBB sebanyak 2x1 ml setiap 24 jam secara per oral selama 14 hari. Hasil: Penelitian menunjukkan skor gambaran histopatologi perdarahan dan nekrosis kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dosis 2000 mg/kg BB adalah 0, skor pada kelompok perlakuan dosis 2500 mg/kgBB dan 3000 mg/kgBB sebesar 1. Terdapat perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dosis 2500 mg/kgBB dan 3000 mg/kgBB terhadap kelompok kontrol. Kesimpulan: Tidak terdapat efek toksik pada pemberian akuades dan ekstrak daun kelakai dosis 2000 mg/kgBB pada ginjal tikus Wistar berdasarkan gambaran histopatologi perdarahan dan nekrosis. Terdapat efek toksik pada pemberian ekstrak daun kelakai dosis 2500 mg/kgBB dan 3000 mg/kgBB pada ginjal tikus Wistar berdasarkan gambaran histopatologi perdarahan dan nekrosis.
Kata Kunci: Antioksidan, Daun kelakai, Nekrosis, Perdarahan, Uji Toksisitas.