Abstract:
Pemanfaatan tumbuhan sungkai sebagai obat oleh suku Dayak dan Suku Banjar
di Kotawaringin Timur belum pernah digali informasinya khususnya pada Desa
Bagendang Permai, Bagendang Hilir, dan Bagendang Hulu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengungkap pemanfaatan tumbuhan sungkai seperti bagian
sungkai yang di gunakan, cara pengolahan, takaran, dan manfaat ramuan sungkai
serta mengidentifikasi tingkat pengetahuan dalam pemanfaatan tumbuhan sungkai
melalui studi etnomedisin. Metode yang digunakan yaitu teknik wawancara
dengan cara membagikan kuesioner kepada 180 responden yang terpilih secara
purposive sampling yang terbagi menjadi tiga lokasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa bagian tumbuhan sungkai yang dimanfaatkan yaitu 100?un. Daun sungkai yang dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat diolah dengan
cara direbus 98,3?n ditumbuk 1,7%. Daun sungkai dimanfaatkan oleh
masyarakat Kotawaringin Timur untuk mengobati memar 1,7%, demam 100%,
meningkatkan imunitas 100%, dan campuran mandi ibu nifas 1,1%. Pengetahuan
etnomedisin masyarakat Kotawaringin Timur berdasarkan jenis kelamin dengan
nilai Sig 0,462>0,05, umur dengan nilai Sig 0,595>0,05, dan suku dengan nilai Sig
0,950>0,05 yang artinya tidak menunjukkan perbedaan terhadap pemanfaatan
obat sungkai dengan indeks pengetahuan etnobotani responden sebesar 82,57
yang tergolong tinggi.