Abstract:
Suku Dayak Ma'anyan adalah salah satu suku etnik yang mendiami Kota Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah. Bahasa Banjar mengalami Akulturasi Bahasa dengan ditandainya pada pemakaian Bahasa Banjar sebagai bahasa kedua atau penyambung lidah dalam masyrakat Maanyan ketika berinteraksi dengan lintas-etnis di Kota Buntok dengan tidak meninggalkan ciri khas Maanyan nya itu sendiri. Persebaran bahasa Banjar sendiri di Kota Buntok umumnya dibawa oleh perantau etnis Banjar dari Hulu Sungai untuk Berdagang yang kemudian Bahasa tersebut mengalami akulturasi dan diadopsi menjadi bagian dari Dayak Maanyan di Kota Buntok. Metode penelitian kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Metode penelitian ini kualitatif deskriptif dengan menggunakan model akulturasi Stephenson. Penelitian ini menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara sebagai metode analisis data. komunikasi dalam konteks akulturasi bahasa dilihat dari perspektif adaptasi dalam berbaur., kegiataan jual beli dan kegiatan sosial, aspek perpaduan dilihat dari penggunaan bahasa yang menggunakan logat dan kosa-kata maanyan, aspek peminggiran terjadi penurunan pemakai pada bahasa maanyan itu sendiri, aspek pemilahan terdapat pada wilayah/geografis tempat tinggal dan secara keseluruhan proses akulturasi bahasa Banjar yang di gunakan oleh Dayak Maanyan sebagai bahasa kedua memakai pola komunikasi antar pribadi baik itu secara verbal ataupun nonverbal yang mana proses dalam akulturasi bahasa yang dimaksud yaitu berdasarkan persenyawaan dan keseragaman baik bahasa maupun budaya yang digunakan dalam bersosialisasi atau berkomunikasi sehari-hari.
Kata kunci : Komunikasi Antarbudaya, Akulturasi Bahasa, , Dayak Maanyan,Bahasa Banjar