Abstract:
Infeksi dapat mengenai bola mata serta jaringan lain disekitarnya. Infeksi dapat berupa monobakteri maupun polibakteri yang dapat meluas ke jaringan tetangga. Sediaan bentuk gel in situ merupakan solusi dalam meningkatkan waktu kontak obat dan kinerja terapeutik obat serta memberikan kenyamanan bagi pasien. Gel in situ optalmik merupakan sediaan gel mata yang awalnya berbentuk larutan, namun saat diteteskan pada mata akan berubah menjadi gel sehingga waktu kontak dengan mata lebih lama. Tujuan dari penelitian ini yaitu membuktikan pengaruh penambahan natrium alginat terhadap aktivitas antibakteri S. aureus pada sediaan gel in situ optalmik ofloksasin berdasarkan luas diameter zona hambat. Metode penelitian yaitu membuat formulasi gel in situ optalmik dengan konsentrasi natrium alginat 1%, 1,5%, 2%, ketiga formulasi diujikan dengan metode Kirby Bauer. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata zona hambat dari formula 1, formula 2, formula 3, kontrol positif, dan kontrol negatif yaitu 36,78 mm; 36,81 mm; 36,76 mm; 36,24; 20,07. Kesimpulan yang didapat pada penelitian ini yaitu penambahan konsentrasi natrium alginat pada sediaan gel in situ optalmik ofloksasin tidak memiliki pengaruh terhadap aktivitas antibakteri S. aureus berdasarkan luas diameter zona hambatnya.