Abstract:
Penyakit Tuberculosis (TB) ditularkan melalui percikan dahak atau droplet dan dapat menimbulkan gangguan pada paru-paru atau bahkan organ tubuh lainnya. Kejadian kasus TB di Kalimantan Selatan sebanyak 711 kasus dengan Kota Banjarmasin menduduki posisi tertinggi dan diikuti Puskesmas Sungai Jingah menduduki posisi tetinggi kedua yaitu sebanyak 40 kasus. Sebagian besar penyakit TB dialami oleh kelompok usia produktif, hal ini disebabkan tingginya paparan terhadap infeksi karena lebih banyak beaktifitas di luar ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan sanitasi hygiene, pencahayaan, kepadatan hunian, kelembaban, dan perilaku merokok dengan kejadian TB paru pada kelompok usia 15-55 tahun di Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin. Penelitian dengan pendekatan case-control ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu 30 responden untuk kelompok kasus dan 30 responden untuk kelompok kontrol. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara sanitasi hygiene (p-value=0,000; OR=0,008 Cl (0,001-0,051)), pencahayaan (p-value=0,000; OR=0,022 Cl (0,005-0,103)), kepadatan hunian (p-value=0,000; OR=0,004 Cl (0,000-0,039)), kelembaban (p-value=0,000; OR=0,024 Cl (0,005-0,105)), dan perilaku merokok (p-value=0,000; OR= 7,667 Cl (2,424-24,245)) dengan kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Sungai Jingah, Banjarmasin. Temuan lapangan menyebutkan sebagian besar responden tidak mengetahui bagaimana penularan penyakit TB paru dapat terjadi. Diharapkan diadakannya program promosi kesehatan terkait pencegahan penularan TB paru di wilayah kerja Puskesmas Sungai Jingah dan diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengkaji faktor risiko lainnya terkait kejadian TB pada kelompok usia 15-55 tahun.