Abstract:
Latar Belakang: Gangguan sendi temporomandibular (STM) adalah gangguan persendian yang meliputi jaringan keras dan lunak bagian orofasial. Karakteristik gangguan persendian STM biasanya disertai rasa nyeri, keterbatasan membuka rahang, dan adanya bunyi clicking pada saat membuka rahang. Permasalahan muskuloskeletal gangguan STM ini dialami oleh pemain brass dan pemain biola, khususnya meliputi permasalahan ektrakapsular ataupun intrakapsular STM. Tujuan: Menganalisis perbedaan risiko terjadinya gangguan sendi temporomandibular pada musisi instrumen tiup (brass) dan musisi biola Metode: Penelitian dilakukan dengan metode literature review dengan prosedur evidence based-review. Penelusuran artikel menggunakan Google Scholar, Embase, PubMed, Cochrane Library, dan Semantic Scholar. Kriteria sumber yang diteliti adalah artikel berbahasa Inggris bereputasi Q1, Q2 dan Q3 melalui pemeringkatan SJR Scimago (SCImago Journal & Country Rank). Artikel yang sudah didapat dilanjutkan ke tahap penyaringan yang disesuaikan dengan kriteria inklusi, kemudian data yang didapat dianalisis dan diinterpretasi Hasil: Nilai manifestasi klinis pemain brass yaitu sebesar 15,4-18,9% bunyi STM, sebesar 2,5-2,85% keterbatasan membuka atau menutup rahang, sebesar 15,4-28,9% nyeri STM. Sedangkan ,pemain biola sebesar 16,6-92?viasi mandibula, sebesar 22,5-91,5% bunyi STM, sebesar 12,9-87% keterbatasan membuka atau menutup rahang, sebesar 19,2-75,5% nyeri STM, dan sebesar 26,8-58% kebiasaan parafungsional. Kesimpulan: Sumber permasalahan pada pemain brass yaitu otot masseter dan otot temporalis, sedangkan pada pemain biola yaitu semua otot ekstrakapsular dan intracapsular.