Abstract:
Mobilitas fungsional menggambarkan kemampuan untuk bergerak secara mandiri dalam menyelesaikan aktivitas sehari-hari. Penuaan menyebabkan menurunnya massa tulang yang mengakibatkan terjadinya osteoporosis sehingga meningkatkan risiko jatuh dan fraktur. Akibatnya dapat menyebabkan berkurangnya mobilitas.dan.fungsi.fisik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan mobilitas fungsional dengan nilai BMD pasien lansia dengan osteoporosis di Poliklinik Geriatri RSUD Ulin Banjarmasin. Penelitian bersifat observasional analitik dengan metode cross-sectional ini menggunakan teknik purposive sampling untuk mengambil sampel dan didapatkan sebanyak 78 sampel yang sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Rata-rata mobilitas fungsional adalah 17,378 ± 5,316 dan rata-rata nilai BMD lumbar spine (-2,883 ± 1,180), femur (-2,002 ± 0,912) dan forearm (-3,374 ± 1,064). Hasil analisis data menggunakan uji korelasi Pearson antara mobilitas fungsional dengan nilai BMD lumbar spine (p=0,627), dengan BMD femur (p=0,000 dan r=-0,399), serta BMD forearm (p=0,219). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara mobilitas fungsional dengan nilai BMD femur pasien lansia dengan osteoporosis di Poliklinik Geriatri RSUD Ulin Banjarmasin, tetapi tidak terdapat hubungan mobilitas fungsional dengan nilai BMD lumbar spine dan forearm.
Kata-kata kunci: bone mineral density, lansia, mobilitas fungsional, osteoporosis, time up and go