Abstract:
Abstrak
Brokoli (Brassica oleracea L.) memiliki daya adaptasi yang cukup baik, sehingga dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Kalimantan Selatan memiliki peluang untuk mengembangkan brokoli karena memiliki lahan rawa dataran rendah dimana 49.749 ha telah termanfaatkan dan 26.345 ha belum termanfaatkan (Alkusuma et. al. dan Irianto, dalam Fatah et. al, 2017). Pengembangan lahan pertanian berada di rawa dangkal (bundling) dan rawa tengah yang umumnya digunakan sebagai persawahan dengan tanaman dan sayuran di sawah, atau di guludan/bedengan dalam sistem surjan.
Beberapa permasalahan di rawa dataran rendah adalah tentang ketersediaan unsur hara karena komposisi mineralnya yang meliputi ketersediaan N, P, dan K (Sopandie, 2014). Sehingga budidaya brokoli di lahan rawa dataran rendah perlu dikembangkan dengan menerapkan teknologi yang dapat mengatasi masalah ketersediaan unsur hara N, P, dan K serta memperbaiki struktur tanah di lahan rawa dataran rendah. Perlu dilakukan penelitian tentang aplikasi pupuk kandang sapi dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli di lahan rawa dataran rendah. . Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh interaksi pupuk kandang sapi dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli di lahan rawa lebak, 2) untuk mengetahui dosis pupuk kandang sapi dan dosis pupuk NPK masing-masing terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli di lahan rawa lebak., 3) Mengetahui kombinasi perlakuan pupuk NPK dengan dosis pupuk kandang sapi yang optimum untuk pertumbuhan dan hasil tanaman brokoli di lahan rawa lebak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor. Faktor pertama dalam percobaan adalah: kotoran sapi (s) yaitu s1 = kotoran sapi 10 ton ha-1, s2 = kotoran sapi 20 ton ha-1, s3: kotoran sapi 30 ton ha-1 dan faktor kedua adalah pupuk NPK yaitu n1 : pupuk NPK 25 kg ha-1, n2 : pupuk NPK 75 kg ha-1, n3 : pupuk NPK 100 kg ha-1. Dengan demikian, terdapat 16 kombinasi yang diulang 3 (tiga) kali, sehingga diperoleh 48 satuan percobaan. (6 tanaman per unit percobaan). Penelitian dilakukan di kebun Balai Penelitian Pertanian Rawa Indonesia. . Hasil Penelitian Tidak ada interaksi antara pupuk kandang sapi dan pupuk NPK (n) terhadap tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, jumlah daun, laju pertumbuhan relatif, diameter tanaman dan diameter batang pada umur 14 HST, 21 HST , 28 HST dan 35 HST, diameter bunga, hasil (berat bunga) brokoli. Aplikasi pupuk kandang sapi dengan dosis 30 t ha-1 tidak berbeda dengan 20 t ha-1 dan lebih tinggi dari 10 t ha-1 dan 0 t ha-1 pada jumlah daun, diameter tanaman dan diameter batang. Pemberian pupuk kandang sapi dengan dosis 30 t ha-1 menunjukkan tinggi tanaman, panjang dan lebar tanaman, laju pertumbuhan relatif, diameter bunga dan hasil brokoli. Lebih tinggi dari dosis 20 t ha-1, 10 t ha-1 dan tanpa kotoran sapi (0 t ha-1). Pemberian pupuk NPK dengan dosis 100 kg ha-1 tidak berbeda dengan 75 kg ha-1 dan 25 kg ha-1 dan diameter batang lebih tinggi dibandingkan tanpa pupuk NPK (0 kg ha-1). Pemberian pupuk NPK dengan dosis 100 kg ha-1 tidak berbeda dengan 75 kg ha-1 dan lebih lama dibandingkan dengan pupuk NPK pada 25 kg ha-1 dan tanpa pupuk NPK (0 kg ha-1). Pada dosis 100 kg ha-1 pupuk NPK, tinggi tanaman, laju pertumbuhan relatif, diameter batang dan hasil (berat bunga) per tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan 75 kg ha-1, 25 kg ha-1 dan tanpa pupuk NPK ( 0kg). ha-1).
Kata kunci: brokoli, kotoran sapi, pupuk NPK, rawa lebak;