Abstract:
Latar Belakang : Perawat di ruang ICU memberikan perawatan paliatif pada pasien untuk memperbaiki kualitas hidup, meringankan penderitaan, penanganan nyeri serta masalah fisik, psikososial dan spiritual. Beban kerja tinggi yang menimbulkan tekanan menyebabkan burnout pada perawat yang dapat memengaruhi kualitas pemberian perawatan paliatif.
Tujuan : Mengetahui hubungan burnout perawat dengan pelaksanaan perawatan paliatif di ruang ICU RSUD Ulin Banjarmasin.
Metode : Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional kepada 30 perawat dengan teknik convenience sampling di ruang ICU RSUD Ulin Banjarmasin menggunakan kuesioner karakteristik responden, Maslach Burnout Inventory (MBI) dan pelaksanaan perawatan paliatif. Analisis hubungan menggunakan Uji Fisher Excact.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan p-value = 0,666 dengan batas kemaknaan (p < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara burnout perawat dengan pelaksanaan perawatan paliatif di ruang ICU. Hasil penelitian menunjukkan 23 perawat mengalami burnout rendah (76,7%) dan 7 perawat mengalami burnout sedang (23,3%), serta 13 perawat kurang dalam pelaksanaan perawatan paliatif (43,3%) dan 17 perawat baik dalam pelaksanaan perawatan paliatif (56,6%).
Pembahasan : Pada penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara burnout perawat dengan pelaksanaan perawatan paliatif. Keadaan emosional, kontrol diri dan koping yang baik pada perawat dapat mengurangi faktor-faktor pencetus burnout, sehingga perawat yang memiliki kemampuan dalam mengontrol dan mengatasi burnout dapat melaksanakan perawatan paliatif dengan baik.