Abstract:
Toluen dan udara merupakan bahan kimia dasar yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan asam benzoat. Asam benzoat (C6H5COOH) adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Asam benzoat banyak digunakan sebagai bahan pengawet makanan, dalam farmasi sebagai antiseptik, bahan pembuatan fenol, kaprolaktam, glikol benzoat, sodium dan potasium benzoat. Di Indonesia, belum terdapat pabrik asam benzoat,sehingga untuk memenuhi kebutuhan asam benzoat di Indonesia perlu dilakukan prarancangan pabrik asam benzoat dengan kapasitas 20.000 ton/tahun menggunakan bahan baku toluen dan oksigen dengan proses oksidasi. Pada proses ini, toluen dan katalisator padat terlebih dulu dicampur pada mixer dan kemudian akan direaksikan dengan Oksigen dalam sebuah reactor bubble pada suhu 160 oC dan tekanan 4 atm dengan konversi 48,35% menggunakan bantuan katalis padat cobalt stearate. Pemurnian dilakukan menggunakan dekanter untuk memisahkan produk asam benzoat dan reaktan sisa yang tidak bereaksi (toluen) dari katalisnya serta air hasil reaksi. Evaporator untuk memisahkan lagi antara fraksi ringan dan fraksi beratnya, fraksi ringan berupa uap Toluen dan uap air sedangkan fraksi berat adalah asam benzoat. Kemudian asam benzoat dibawa menuju ke rotary dryer untuk mengurangi kadar air, sehingga didapatkan kemurnian 99,5%. Kebutuhan utilitas diambil dari sungai Serayu sebanyak 264100.5891 kg/jam. Sedangkan kebutuhan listrik untuk operasional pabrik sebesar 1122.6240 kW disuplai dari PLTU Cilacap. Untuk mengantisipasi adanya pemadaman, maka dipersiapkan 1 buah generator dengan power 1500 kW. Nilai Return on Invesment (ROI) sesudah pajak untuk pabrik ini sebesar 21,87 %, Pay Out Time (POT) sesudah pajak sebesar 3,14 tahun, sedangkan kapasitas Break Event Point (BEP) adalah 42,74%, dan Shut Down Point (SDP) adalah 23,46%. Nilai-nilai tersebut menunjukkan bahwa pabrik layak untuk dipertimbangkan pendiriannya dan dapat diteruskan ke tahap perencanaan pabrik.