Abstract:
Isopropil alkohol adalah alkohol sekunder yang dikenal juga dengan nama
isopropil alkohol, 2-propanol, 2-hidroksil propane, sec-propanol, dan sering
disingkat dengan nama IPA. Produk isopropil alkohol telah banyak digunakan
dalam industri, yaitu sebagai pelarut dan bahan baku dalam pembuatan kosmetik,
sebagai anti septik dan desinfektan. Prarancangan pabrik isopropil alkohol di
Indonesia diupayakan agar mengurangi ketergantungan isopropil alkohol dari luar
negeri. Prarancangan pabrik isopropil alkohol dengan bahan baku propilen dan air
menggunakan katalis HZSM-5 direncanakan beroperasi dengan kapasitas 47.000
ton/tahun. Dalam prarancangan, pabrik isopropil alkohol akan didirikan di Kawasan
Industri Cilegon, tepatnya di Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), Jalan
Raya Anyer, Cilegon, Banten.
Proses diawali dengan membuat isopropil alkohol melalui reaksi antara
propilen dan air pada reaktor fix bed dengan konversi 98%, suhu 150 oC dan tekanan
17 atm. Selanjutnya masuk ke flash drum untuk dipisahkan komponen cair dan
gasnya, kemudian isopropil alkohol dipisahkan dari produk sampingnya dengan
menggunakan menara distilasi. Kemurnian produk isopropil alkohol yang
didapatkan adalah 99,5%. Proses produksi ditunjang dengan adanya unit proses
yang terdiri dari unit pengadaan air, steam, tenaga listrik, bahan bakar serta unit
laboraturim yang selalu mengontrol kualitas bahan baku dan produk agar sesuai
dengan spesifikasi yang diinginkan dan dilengkapi dengan keselamatan dan
kesehatan kerja karyawan.
Pemasaran asetaldehid diutamakan untuk konsumsi dalam negeri. Bentuk
perusahaan berupa Perseroan Terbatas (PT) dengan sistem organisasi line and staff.
Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian menurut jam kerja yang terdiri dari
shift dan non shift dengan tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 131 orang.
Adapun hasil analisa ekonomi memberikan hasil investasi modal total (TCI)
sebesar Rp 772.489.969.930,- dan diperoleh hasil penjualan yaitu sebesar Rp
2.692.911.413.594. Selain itu diperoleh juga Return of Investment (ROI) sebelum
pajak sebesar 60,95?n Return of Investment (ROI) sesudah pajak sebesar
39,61%. Pay Out Time (POT) sebelum pajak yaitu 1,43 tahun dan Pay Out Time
(POT) sesudah pajak yaitu 2,06 tahun. Sehingga diperoleh Break Even Point (BEP)
sebesar 44,45?n Shut Down Point (SDP) sebesar 34,47%. Berdasarkan
pertimbangan hasil evaluasi ekonomi tersebut, maka pabrik isopropil alkohol
dengan kapasitas 47.000 ton/tahun ini layak untuk dikaji lebih lanjut.