Abstract:
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan penyakit menular serta sering ditemukan menyerang paru-paru. Data Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru tahun 2020 menunjukkan sebanyak 86 (0,0021%) kasus baru tuberkulosis paru terdiagnosis klinis dan 82 kasus baru tuberkulosis paru terkonfirmasi bakteriologis. Salah satu faktor lingkungan yang berkorelasi terhadap kejadian tuberkulosis paru adalah iklim. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan korelasi antara suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan dengan kejadian tuberkulosis paru di Kota Banjarbaru Tahun 2016-2020. Desain penelitian yang digunakan adalah studi ekologi dengan pendekatan time trend. Populasi penelitian ini merupakan seluruh penduduk di Kota Banjarbaru dari tahun 2016 sampai 2020 dan sampel merupakan seluruh kasus tuberkulosis paru yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru dari tahun 2016 sampai 2020. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder dari setiap puskesmas di wilayah Kota Banjarbaru dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Variabel bebas terdiri dari suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan, sedangkan variabel terikatnya kejadian tuberkulosis paru. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman. Hasil penelitian didapatkan bahwa korelasi suhu udara sebesar (p=0,305), kelembapan udara (p=0,907) dan curah hujan (p=0,409) terhadap kejadian tuberkulosis paru. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat korelasi yang signifikan dan korelasi sangat lemah antara suhu udara, kelembapan udara dan curah hujan terhadap jumlah kasus tuberkulosis paru di Kota Banjarbaru tahun 2016-2020.