Abstract:
Sepanjang tahun 2020 Puskesmas Martapura 1 mengalami 210 kasus diare pada balita. KLB diare terparah terjadi di Kabupaten Banjar. Sebagai bagian dari penyelidikan mereka terhadap pandemi, para peneliti di Puskesmas Martapa melakukan penelitian tentang prevalensi diare pada balita. Dokter sering merekomendasikan rawat inap yang lama untuk penyakit menular seperti diare, yang mungkin berakibat fatal jika tidak diobati. Diare terus menjadi masalah besar bagi anak-anak Indonesia di bawah usia 5 tahun. Investigasi penyebab diare pada anak di bawah usia lima tahun ini meliputi data penelitian kuantitatif dan cross sectional yang dilakukan di Puskesmas Martapura 1. Semua anak yang tinggal di wilayah operasi Puskesmas Martapura 1 diikutsertakan dalam penelitian ini. Penelitian ini melibatkan balita yang ibunya menjawab pertanyaan tentang anak-anaknya saat mereka berusia antara 0 dan 59 bulan. Penelitian ini membutuhkan minimal 42 peserta, sehingga metode yang dikenal sebagai 'purposive sampling' digunakan untuk mengumpulkan data. Variasi pengetahuan responden tentang kejadian diare di tempat kerja (p = 0,037 < 0,05) berhubungan signifikan dengan variasi pengetahuan responden tentang kejadian diare di tempat kerja. Diare terkait dengan perilaku responden dengan cara yang signifikan secara statistik (masing-masing p 0,001 dan 0,05). Tidak ada hubungan statistik yang ditemukan antara diare dan kebersihan pribadi. Penyusunan strategi intervensi seperti demonstrasi kesehatan, kegiatan promosi kesehatan masyarakat, penyuluhan, penyediaan media kesehatan, dan pemantauan keberadaan jamban rumah tangga.
Kata Kunci : Diare, Pengetahuan, Perilaku, Personal Hygiene