Abstract:
Stroke merupakan penyakit vascular pada otak yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Stroke dapat menimbulkan sindrom upper motor neuron (UMN) dengan manifestasi utama berupa spastisitas. Banyak metode rehabilitasi yang coba dilakukan untuk mengurangi spastisitas pasca stroke, yang paling sering adalah Neuromuscular Electrical Stimulation. Namun, ada juga terapi fisik lainnya yang mudah untuk dilakukan namun jarang digunakan yaitu cold pack. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara efektivitas cold pack dibandingkan Neuromuscular Electrical Stimulation terhadap spastisitas pasca stroke. Metode yang digunakan berupa observasional analitik dengan metode cross sectional. Teknik sampling dengan purposive pada pasien yang mengalami spastisitas pasca stroke di bagian elbow flexor yang datang ke RSUD Ulin diperiode Oktober-November 2022. Analisis data dilakukan secara statistik dengan uji paired t-test, Wilcoxon, independent t-test, dan Mann-Whitney. Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan perubahan spastisitas berdasarkan skor MAS memiliki nilai p = 0,554 dan berdasarkan SEMG nilai p = 0,80. Walaupun demikian ditemukan bahwa perubahan rerata spastisitas pada kelompok NMES lebih besar dibanding cold pack, dengan rerata NMES pada MAS yaitu 1,00 dan SEMG yaitu 2.12. Sehingga, secara klinis NMES lebih efektif dibandingkan cold pack pada pasien yang mengalami spastisitas pasca stroke.
Kata kunci : Spastisitas pasca stroke, cold pack, neuromuscular electrical stimulation