Abstract:
Pada dasarnya bahasa mempunyai sejumlah fungsi. Salah satu fungsi bahasa adalah untuk mempengaruhi pikiran dan perasaan,orang lain, dalam konteks ini bahasa berfungsi sebagai alat kekuasaan. Penelitian ini mendeskripsikan wujud kekuasaan dalam tindak tutur pendidik dan peserta didik di MAN 3 Banjarmasin pada proses pembelajaran.
Penelitian ini merupakan penelitian wacana dengan menggunakan pendekatan deskripsi-kualitatif karena hasil datanya berupa tuturan pendidik dan peserta didik pada proses pembelajaran berlangsung. Data penelitian diperoleh dari hasil observasi dan perekaman. Proses perekaman menggunakan kamera untuk mendokumentasikan kegiatan proses pembelajaran, dari hasil rekaman itu, peneliti melakukan observasi tentang penggunaan tindak tutur oleh pendidik dan peserta didik yang merepresentasikan kekuasaan.
Hasil penelitian ini mendeskripsikan tuturan pendidik dan peserta didik pada proses pembelajaran di kelas. Pada peroses pembelajaran berlangsung pendidik dan peserta didik masing-masing memiliki kekuasaan kelas karena di dalam tuturan pendidik terdapat pengaruh yang sangat signifikan untuk berjalannya pembelajaran, dan tuturan peserta didik sama pentingnya sebagai responden yang menerima pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. Penelitian ini di bagi menjadi dua rumusan masalah yang pertaman, representasi kekuasaan dalam tindak tutur pendidik dan representasi kekuasaan dalam tindak tutur peserta didik.
Hasil representasi kekuasaan dalam tindak tutur pendidik adalah pendidik memiliki kekuasaan jabatan, kekuasaan paksaan, kekuasaan keahlian, kekuasaan penghargaan, dan kekuasaan kharisma yang mana tindak tutur yang dihasilkan ada direktif, asertif, ekspresif, komisif, dan deklaratif yang berbentuk mengajak, memaksa, memerintah, menuntut, berspekulasi, memuji, berjanji, melarang, dan membatalkan yang dapat mengubah keadaan. Sedangkan hasil representasi kekuasaan dalam tindak tutur peserta didik adalah peserta didik memiliki kekuasaan penghargaan yang dipengaruhi oleh kekuasaan jabatan pendidik dan kekuasaan kharisma. Tindak tutur yang dihasilkan ada direktif, asertif, ekspresif, dan komisif yang berbentuk memohon, mengakui, menegaskan, mengkritik, mengeluh, berjanji, dan menyatakan kesanggupan.