Abstract:
Permasalahan dalam pembelajaran IPA materi benda zat tunggal dan zat campuran di kelas V SDN-SN Karang Mekar 1 Banjarmasin adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi-materi sulit yang diberikan sehingga hasil belajar yang didapatkan kurang maksimal. Hal ini dikarenakan siswa kurang antusias dalam proses pembelajaran pada materi-materi yang sulit. Oleh karena itu salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa yaitu melalui model Group Investigation, Somantic, Auditory, Visualization, Intelectual dan Make A Match. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas guru, mendeskripsikan aktivitas siswa dan menganalisis hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan tiga kali pertemuan. Setting penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN-SN Karang Mekar 1 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2021/2022 dengan jumlah peserta didik sebanyak 32 orang. Data kualitatif diperoleh dari melalui observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Data kuantitatif diperoleh melalui hasil belajar siswa. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analisis yang dijabarkan dengan tabel, grafik dan interprestasi dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru pada pertemuan I mencapai skor 21 dengan kriteria baik, pertemuan II mencapai skor 25 dengan kriteria baik dan pada pertemuan III mencapai skor 30 dengan kriteria sangat baik. Aktivitas siswa pada pertemuan I mencapai 71,88?ngan kriteria cukup aktif, pada pertemuan II mencapai 81,25?ngan kriteria aktif dan pertemuan III mencapai 96,88?ngan kriteria sangat aktif. Ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada pertemuan I memperoleh 75,00%, pertemuan II mencapai 84,38?n pada pertemuan III mencapai 100% siswa yang “tuntas.
Berdasarkan hasil temuan ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi model pembelajaran Group Investigation, Somantic, Auditory, Visualization, Intelectual dan Make A Match. dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Disarankan penggunaan model tersebut sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.