Abstract:
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya keterampilan membaca permulaan pada siswa kelas II. Pada siswa kelas 2 SDN Kelayan Selatan 1 diketahui ada beberapa siswa yang belum lancar membaca atau terbata-bata saat membaca suatu kalimat atau bacaan, siswa belum mampu memahami kosa kata dan tanda baca dengan baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi belajar siswa, siswa merasa bosan saat pembelajaran berlangsung, kurangnya penggunaan model, metode dan media pembelajaran, guru kurang memberikan latihan-latihan membaca pada siswa. Hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa rendah atau belum memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan yaitu 70. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu melalui model Scramble dan metode WASAKA. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan aktivitas siswa pada muatan Bahasa Indonesia dan menganalisis peningkatan hasil belajar dengan.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan pendekatan kualitatif, dilaksanakan dengan 2 siklus tiap siklus dilaksanakan dengan dua kali pertemuan. Adapun setting penelitian adalah siswa kelas 2 tahun ajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa 25 orang. Teknik pengambilan data dengan wawancara, observasi guru, observasi siswa, dan hasil tes belajar siswa. Indikator keberhasilan guru dikatakan berhasil mencapai skor 48 kategori “sangat baik”, aktivitas siswa dikatakan berhasil jika mencapai ?80% kategori “sangat aktif”, dan hasil belajar individu siswa dianggap tuntas jika mencapai KKM 70, secara klasikal dikatakan tuntas jika kelas tersebut mencapai ?80% ketuntasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) aktivitas guru pertemuan 1 mendapat 79% kategori baik, pertemuan 2 mendapat 85% kategori sangat baik, pertemuan 3 mendapat 93% kategori sangat baik, dan pertemuan 4 mendapat 100% kategori sangat baik. (2) aktivitas siswa dari segi klasikal pertemuan 1 mendapat 44% kategori cukup aktif, pertemuan 2 mendapat 56% kategori aktif, pertemuan 3 memperoleh 72?ngan kategori aktif, dan pertemuan 4 memperoleh 92% kategori sangat aktif. (3) hasil belajar siswa aspek afektif pertemuan 1 memperoleh 60%, pertemuan 2 memperoleh 72%, pertemuan 3 memperoleh 84%, dan pada pertemuan 4 memperoleh 92%. Pada aspek psikomotorik pertemuan 1 memperoleh 44%, pertemuan 2 memperoleh 56%, pertemuan 3 memperoleh 72%, dan pada pertemuan 4 memperoleh 88%. Pada aspek kognitif pertemuan 1 memperoleh 44%, pertemuan 2 memperoleh 56%, pertemuan 3 memperoleh 76%, dan pada pertemuan 4 memperoleh 92%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan Model Scramble dan Metode WASAKA Pada Siswa Kelas II SDN Kelayan Selatan 1 berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga dapat menjadi saran atau masukan untuk guru agar menjadikan model ini menjadi salah satu model alternatif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.