Abstract:
Tradisi Berebut Lawang merupakan salah satu tradisi yang ada di Gawai
Penganten pada prosesi pernikahan adat Melayu Belitong. Pada tradisi Berebut
Lawang ini membuat pelakunya untuk saling berbalas pantun. Namun saat ini,
keberadaan dari Berebut Lawang perlahan memudar. Tak serta merta mengilang
secara keseluruhan, namun Berebut Lawang ini mulai hilang langkah-langkahnya
secara perlahan. Disebabkan oleh beberapa faktor seperti perubahan sosial budaya
serta perpindahan masyarakat yang membuat masuknya budaya baru secara
mudah. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari makna dari Berebut Lawang
pada masyarakat, serta mencari penyebab dari memudarnya Berebut Lawang.
Penelitian ini menggunakan Metode Sejarah dengan proses Heuristik,
Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Sumber-sumber yang dipergunakan dalam
meneliti telah dipastikan kredibel oleh penulis. Diantaranya adalah Bapak Sera?i
yang merupakan Tukang Pantun pada Berebut Lawang. Kemudian Ibu
Nurhalimah dan Ibu Mala yang merupakan Mak Inang adalah perias pengantin
adat Melayu yang juga berpartisipasi pada Berebut Lawang. Setelah mencari
sumber, peneliti memastikan bahwa narasumber yang ada, sudah kredibel untuk
diwawancarai. Setelah mendapat data yang diperlukan, peneliti menganalisis dan
mengkomunikasikan hasil penelitian dengan historiografi.
Hasil penelitian ini adalah mengurutkan langkah-langlah dari Berebut Lawang.
Memudarnya Berebut Lawang dari tahun 1999 hingga 2017 dengan berbuabhnya
proses Berebut Lawang ini secara bertahap dari tahun ke tahun. Perubahan ini
terjadi karena faktor internal dan faktor eksternal. Termasuk faktor internal
adalah kesepakatan keluarga yang ingin melaksanakan Gawai Pernikahan.
Banyak keluarga yang sepakat untuk tidak melaksanakan Berebut Lawang karena
efesiensi waktu, uang dan kondisi cuaca. Sementara faktor eksternal adalah
perubahan sosial masyarakat yang menyebabkan keluarga yang mengadakan
Gawai Penganten pada pernikahan adat Melayu Belitong menghilangkan Berebut
Lawang.