Abstract:
Abdurrahman. 2022. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Kolaborasi dengan Menggunakan Model DETEKSI di Kelas V SDN Baringin B. Skripsi. Program Pendidikan Studi Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin. Dosen Pembimbing Diani Ayu Pratiwi, M.Pd
Kata Kunci: DETEKSI, Aktivitas, Berpikir Kritis, Kolaborasi, Hasil Belajar
Permasalahan penelitian adalah rendahnya aktivitas siswa, keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang bersifat satu arah, siswa masih bersifat pasif, pembelajaran cenderung abstrak, siswa tidak terbiasa berpikir kritis, kreatif dan berkolaborasi. Salah satu upaya meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan berpikir kritis, kolaborasi dan hasil belajar yaitu dengan menggunakan kombinasi Model pembelajaran DETEKSI (Discovery Learning, Think Talk Write dan Snowball Throwing). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan aktivitas guru, meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan berpikir kritis, kolaborasi.
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian yakni siswa kelas V SDN Baringin B Kabupaten Tapin tahun pelajaran 2021/2022 sebanyak 16 orang. Jenis data penelitian yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru, siswa keterampilan berpikir kritis dan, kolaborasi siswa. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari teknik pengukuran tes tertulis secara individu berupa lembar kerja siswa dan evaluasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Teknik deskriptif analisis dan cross tabulasi dijabaran dengan tabel, grafik dan interprestasi dengan persentase.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa aktivitas guru pada pertemuan I memperoleh skor 21, pertemuan II 27, pertemuan III skor meningkat 30 dan pertemuan IV skor mencapai maksimal 32 dengan kualifikasi sangat baik. Aktivitas Siswa pertemuan I hanya 19%, pertemuan II 37%, pertemuan III 75% serta pertemuan IV meningkat secara signifikan 94?ngan kualifikasi sangat aktif. Keterampilan berpikir kritis pada pertemuan I 13%, pertemuan II 37%, pertemuan III 69?n pertemuan IV meningkat secara signifikan 87?ngan kualifikasi sangat aktif. Keterampilan kolaborasi pada pertemuan I 31%, pertemuan II 44%, pertemuan III 75?n pertemuan IV meningkat secara signifikan 100?ngan kualifikasi sangat aktif. Sehingga hal ini berdampak pada hasil belajar ranah afektif dari pertemuan I 44% menjadi 100%, kognitif 44% menjadi 94?n ranah psikomotorik 31% meningkat menjadi 94%.
Berdasarkan hasil temuan dapat disimpulkan bahwa model DETEKSI dapat mendeskripsikan aktivitas guru, meningkatkan aktivitas siswa, keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi serta hasil belajar siswa. Disarankan dalam penggunaan model DETEKSI dapat dijadikan sebagai salah satu referensi alternatif dalam meningkatkan aktivitas, keterampilan berpikir kritis dan kolaborasi yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.