Abstract:
Fathur Raihan. 2023. Peran Ruang Terbuka Hijau di Miniatur Hutan Hujan Tropis terhadap Iklim Mikro (Studi Kasus di Miniatur Hutan Hujan Tropis Indonesia Kawasan Kantor Gubernur di Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan). Pembimbing: Prof. Dr. Ir. M. Arief Soendjoto, M. Sc; Dr. Ir. Eko Rini Indrayatie, M.P; Dr. Kissinger, S.Hut, M.Si.
Sejalan dengan bertambahnya penduduk dan keperluan masyarakat akan sarana dan prasarana kota, pembangunan perkotaan terus meningkat. Paradigma pembangunan perkotaan seharusnya sudah berubah dan perlu dirancang sejak dini ke arah kota dengan cara hidup yang lebih baik, lebih seimbang dan tetap memperhatikan kualitas lingkungan. Tingkat kenyamanan lingkungan menurun sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara ruang terbangun dengan ruang terbuka hijau (RTH) dengan tiga fungsi utama vegetasi perkotaan adalah fungsi struktural, fungsi lingkungan dan fungsi visual.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 tahun 2007 dalam hal tata ruang, menetapkan bahwa RTH publik menyumbang setidaknya 20?n RTH swasta menyumbang setidaknya 10?ri luas kota. Karena RTH publik hanya mencapai 8?ri 20% yang ditargetkan pemerintah, sehingga masalah ini hanya dibahas di tempat-tempat tertentu karena tidak ada peraturan daerah mengenai RTH. RTH memiliki peran dalam membentuk kenyamanan iklim perkotaan melalui fungsi ekologis yaitu sebagai pengatur suhu dan kelembaban udara, sehingga dapat dijadikan masukan dalam meningkatkan kualitas iklim mikro dengan meningkatkan kualitas RTH perkotaan sehingga dapat meminimalisir penurunan kualitas lingkungan dan meningkatkan kenyamanan masyarakat. Tujuan dari penelitian yaitu menganalisis pengaruh struktur vegetasi dan peran dalam memperbaiki iklim mikro serta mengukur indeks kenyamanan di setiap lokasi RTH Miniatur Hutan Hujan Tropis pada kawasan Kantor Gubernur di Kota Banjarbaru. Kebun Raya Banua sebagai tempat penelitian yang terletak di Wilayah Kota Banjarbaru Kompleks Kantor Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
Tahapan penelitian yaitu penentuan lokasi RTH, penentuan titik pengambilan sampel penelitian, menganalisis struktur vegetasi, biologi (jenis tanaman) dan fisik (luasan fasilitas umum), mengukur iklim mikro (suhu, kelembapan udara, kecepatan angin), menghitung indeks kenyamanan pada 4 (empat) titik sesuai dengan kelas kerapatannya di Kebun sebagai lokasi tempat penelitian. Metode pengambilan data selama 1 dengan waktu pengambilan sampel terdiri dari tiga waktu yaitu pagi (09.00 WITA), siang (12.00 WITA) dan sore (15.00 WITA).
Pengaruh struktur vegetasi pada Lokasi I yang didominasi lawn/rumput dan semak dengan bentuk tajuk horisontal dan kolumnar dengan kepadatan tajuk yang rendah. Sedangkan pada Lokasi II bentuk tajuk yang kolumnar dan horizontal dengan kepadatan tajuk yang sedang dan memiliki tinggi pohon yaitu 3-4 meter sedikit meredam suhu udara disekitar RTH. Untuk Lokasi III dan IV memiliki bentuk tajuk yang berbentuk piramid dan bulat yang berperan sebagai penyeimbang meningkatkan kelembapan udara dan penurunan suhu udara. Peran RTH Miniatur Hutan Hujan Tropis pada kawasan Kantor Gubernur di Kota Banjarbaru dalam memperbaiki iklim mikro berdasarkan suhu udara pada lokasi I, II, III dan IV yaitu 30,1°C, 29,2°C, 28,0°C dan 27,3°C. Hal tersebut terlihat bahwa lokasi III dan lokasi IV memiliki suhu yang paling rendah karena memiliki karakteristik struktur vegetasi yang dapat menurunkan suhu udara. Untuk parameter kelembapan akan menyesuaikan kondisi suhu udara begitu juga kecepatan angin akan menyesuaikan dengan struktur vegetasi yang ada di RTH. Hasil indeks kenyamanan yang ada di kawasan Taman Hutan Hujan Tropis Indonesia yang mendekati kategori nyaman (nilai THI mendekati 24) adalah pada lokasi IV (nilai THI 25,90) tergolong sedang, hal ini berdasarkan kondisi suhu udara di lokasi IV adalah 27,3°C, kelembapan udara di lokasi IV adalah 75,0%.