Abstract:
Usahatani cabai rawit memiliki risiko yang tinggi. Petani harus meminimalisir risiko yang terjadi dengan cara melakukan upaya penanganan dalam menghadapi risiko sehingga hasil produksi dalam budidaya cabai rawit dapat lebih optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko yang dihadapi petani pada budidaya tanaman cabai rawit dan menganalisis besarnya risiko pada usaha budidaya tanaman cabai rawit di Kecamatan Liang Anggang. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Metode penarikan contoh menggunakan rancangan sampling jenuh atau sensus, sehingga menggunakan semua populasi sebanyak 45 petani responden. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif yang di bantu skala likert, expected return, variance, standard deviation dan coefficient varriation. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua sumber risiko yaitu sumber risiko eksternal dan internal. Sumber risiko eksternal yaitu : cuaca, hama, penyakit, bencana alam dan musim. Sedangkan sumber risiko internal yaitu : benih dan bibit, pupuk, pestisida, teknis budidaya dan teknologi. Sumber risiko yang sering dialami petani yaitu : cuaca hujan 38,67 %, penyakit antraks 54,67%, hama thrips 56,89%, dan bercak daun 58,67%. Semakin rendah presentasenya maka kemungkinan terjadinya serangan akan semakin tinggi. Nilai expected return yangdiperoleh adalah sebesar 11,33. Artinya petani cabai rawit di Kecamatan Liang Anggang mengharapkan rata-rata produktivitas sebanyak 11,33 ton/ha di saat kondisi risiko produksi 6% untuk setiap kondisi dalam proses budidaya yang telah diakomodasi oleh petani. Hasil analisis risiko produksi yang diperoleh nilai coefficient variation sebesar 0,06. Artinya pada setiap satu kilogram cabai rawit yang dihasilkan akan mengalami risiko sebesar 6% pada saat terjadi risiko produksi. Risiko produksi rawan terjadi pada musim hujan karena hama, jamur dan virus mudah berkembang.