Abstract:
Curah hujan menjadi unsur iklim yang paling erat kaitannya dalam menunjang berlangsungnya proses kehidupan masyarakat Indonesia seperti produksi pertanian, perkebunan, perikanan, hingga penerbangan. Pada tahun 2014-2016, Indonesia mengalami kekeringan karena terjadinya anomali iklim global yang dinamai dengan fenomena El Nino, dimana curah hujan tahunan pada saat itu cenderung menurun dari tahun-tahun lain nya. Sementara pada tahun 2020-2022, curah hujan di Indonesia cenderung meningkat dari tahun-tahun lain nya, kejadian ini dinamai fenomena La Nina. Penelitian ini bertujuan menggambarkan pola curah hujan yang terjadi pada masing-masing fenomena dan menganalisa model regresi panel curah hujan di Provinsi Kalimantan Tengah dengan pendekatan komponen dua arah. Model Efek Acak (MEA) menjadi model yang paling tepat untuk digunakan pada fenomena La Nina. Model Efek Tetap (MET) menjadi model yang paling tepat untuk digunakan pada fenomena El Nino. Feasible Generalized Least Square menjadi metode estimasi parameter yang difokuskan dan digunakan untuk mengestimasi parameter regresi pada penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis regresi data panel, untuk fenomena La Nina diperoleh nilai R-squared sebesar 51,66 ?n didapat bahwa variabel temperatur udara rata-rata teruji signifikan. Untuk fenomena El Nino diperoleh nilai R-squared sebesar 71,99 ?n didapat bahwa tidak ada variabel independen yang teruji signifikan. Sehingga, dapat diduga kenaikan temperatur udara rata-rata dapat menurunkan nilai curah hujan rata-rata pada saat fenomena La Nina terjadi di Provinsi Kalimantan Tengah.