Abstract:
Indonesia kaya akan sumber genetik terutama buah tropika. Buah tropika bernama Pampaken (Durio kutejensis (Hassk.) Becc.) merupakan buah endemik Kalimantan. Petani cenderung menanaman pampaken menggunakan biji, sehingga pertumbuhannya lebih lambat, sedikit, dan akan mengubah genetik tanaman jika dibandingkan dengan perbanyakan menggunakan teknik in vitro yang cepat, banyak, dan true to type (tidak mengubah genetik tanaman). Perbanyakan sebaiknya dilakukan dengan teknik kultur jaringan dengan memanfaatkan bagian tanaman seperti daun, sehingga diperlukan media dan penambahan ZPT yang tepat untuk memperbesar keberhasilan perbanyakan dengan teknik ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh interaksi antara konsentrasi ZPT 2,4-D dan BAP terhadap pertumbuhan eksplan daun pampaken pada media WPM serta mengetahui kombinasi terbaik antara ZPT 2,4-D dan BAP terhadap pertumbuhan eksplan daun pampaken pada media WPM. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan Juni sampai dengan Juli 2020. Penelitian ini menggunakan metode RAK faktorial dua faktor, pengelompokan berdasarkan posisi daun dari pucuk, yaitu daun pertama, kedua, dan ketiga. Faktor pertama adalah konsentrasi 2,4-D dengan tiga taraf, yaitu 2 mL L-1; 3 mL L-1; dan 4 mL L-1. Faktor kedua adalah konsentrasi BAP dengan tiga taraf, yaitu 0 mL L-1; 0,5 mL L-1; dan 1 mL L-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara 2,4-D dengan BAP terhadap berat kalus, persentase stagnan, persentase eksplan hidup, persentase browning, dan persentase kontaminasi. Tidak adanya pengaruh yang nyata terhadap semua peubah yang diamati menunjukkan bahwa dosis terbaik yaitu dosis terkecil 2,4-D 2 mL L-1 dengan tanpa pemberian BAP karena nilai effisiensinya.