Abstract:
Penambangan emas tradisional manyedot yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Muara Bakanon sudah dimulai sejak tahun 1960-an hingga sekarang. Penambangan emas manyedot dikerjakan di Das (Daerah Aliran Sungai) Barito Hulu menggunakan lanting atau talatap dengan cara semi modern dibantu mesin. Tetapi dalam praktek penambangannya masih menganut nilai-nilai ke tradisionalan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana modal sosial yang digunakan oleh para penambang dalam melakukan aktivitas penambangan emas tradisional di Kelurahan Muara Bakanon. Selama ini kegiatan penambangan emas yang dimulai sejak tahun 1960-an masih bertahan sampai sekarang. Penelitian ini dianalisis menggunakan teori modal sosial dari Fukayama serta menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif-kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa modal sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kebertahanan kegiatan penambangan emas tradisional di Muara Bakanon. Unsur modal sosial yang membuat mereka bisa bertahan adalah kuatnya nilai gotong royong, nilai keagaamaan, nilai keikhlasan yang selalu mereka pegang teguh selama penambangan. Saling mematuhi dan mentaati norma-norma yang ada ketika menambang agar terhindar dari berbagai pertikaian. Rasa saling percaya yang tinggi dimiliki sesama penambang. Kuatnya dasar nilai, norma, dan kepercayaan yang dimiliki para penambang. Sehingga membentuk dan membuat relasi/hubungan sosial yang terjalin menjadi lebih baik antar penambang.
Kata kunci : Modal Sosial, Penambang Emas, Tradisional.