Abstract:
Masyarakat Kalimantan Selatan mengenal berbagai ritual yang dilaksanakan dengan cara mandi, salah satunya ritual Mandi Pembuka Kunci. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan proses pelaksanaan ritual Mandi Pembuka Kunci (2) menganalisis makna ritual Mandi Pembuka Kunci (3) menganalisis tujuan pelaksanaan ritual Mandi Pembuka Kunci. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Sumber data dipilih secara purposive sampling dengan informan yaitu, 2 orang tuan guru dan 2 orang ustadzah yang berperan sebagai pelaksana ritual, serta 4 orang masyarakat yang pernah melakukan ritual Mandi Pembuka Kunci. Teknik pengumpulan data yang dilakukan berupa pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Analisis hasil penelitian dilakukan dengan langkah-langkah berupa reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menemukan: (1) Ritual Mandi Pembuka Kunci dilaksanakan dengan empat tahapan pelaksanaan, yaitu penyiapan perlengkapan, pembacaan doa oleh tuan guru dan ustadzah, proses penyiraman air keseluruh tubuh, dan barajah. (2) Ritual Mandi Pembuka Kunci dimaknai sebagai sebuah proses meringankan krisis kehidupan bagi seseorang yang memasuki periode dewasa yang mengharuskan dirinya untuk memperluas lingkungan pergaulannya. Setiap perlengkapan yang digunakan memiliki makna, yaitu gembok bermakna sebagai pembuka hati yang terkunci, pisau memiliki arti tajam, kain berwarna putih artinya suci, dan bunga artinya wangi. (3) Ritual Mandi Pembuka Kunci memiliki dua tujuan pelaksanaan yaitu untuk membuka aura seseorang yang telah tertutup dan untuk membuka kembali hati seseorang yang telah terkunci sehingga memudahkannya dalam menemukan pasangan hidup. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mengkaji secara lebih mendalam mengenai sejarah ritual Mandi Pembuka Kunci dan perubahan makna yang terjadi.