Abstract:
Dewina Marintan Sitinjak. Analisis Komparatif Pendapatan Petani Penangkar
Benih Padi dan Petani Padi Konsumsi di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan
Selatan. Di bawah bimbingan Yudi Ferrianta dan Hairin Fajeri.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan pendapatan antara
usahatani penangkar benih padi dengan usahatani padi konsumsi, permasalahan dan
solusinya yang dihadapi petani penangkar benih padi dan petani padi konsumsi di
Kabupaten Banjar.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan
Selatan. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Maret sampai dengan
November 2022. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan penentuan
kecamatan dengan cara sengaja (purposive sampling) yakni Kecamatan Martapura
Barat, Aranio dan Kecamatan Sungai Pinang di wilayah Kabupaten Banjar.
Berdasarkan pertimbangan kecamatan-kecamatan tersebut terdapat petani
penangkar benih padi unggul di Kabupaten Banjar. Kemudian memilih memilih
satu desa pada masing-masing kecamatan wilayah penelitian, yaitu Desa Tajau
Landung (Kecamatan Martapura Barat) dan Desa Kupang Rejo (Kecamatan Sungai
Pinang) berdasarkan pertimbangan terdapat petani penangkar benih unggul di
Kabupaten Banjar. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 orang petani dengan
penentuan secara sengaja. Dari total sampel 100 orang petani padi tersebut
dibedakan menjadi 13 orang petani sebagai penangkar benih padi dan 87 orang
petani usahatani padi konsumsi. Metode pengolahan data yang digunakan untuk
menganalisis perbedaan pendapatan antara usahatani penangkar benih padi dengan
usahatani padi konsumsi adalah dengan menggunakan uji t (independent sampel ttest). Untuk menganalisis permasalahan dan solusinya yang dihadapi petani
penangkar benih padi dan petani padi konsumsi menggunakan metode analisis
deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji t (independent
sample t-test), terdapat perbedaan pendapatan antara usahatani penangkar benih
padi dengan usahatani padi konsumsi. Pendapatan usahatani petani penangkar
benih padi lebih besar dibandingkan dengan usahatani petani padi konsumsi. Pada
umunya usahatani padi penangkar itu lebih menjanjikan karena harga gabah yang
tinggi, tetapi di Kabupaten Banjar ada beberapa permasalahan penangkaran benih
padi belum memberikan harapan keuntungan yang lebih baik. Hal ini disebabkan
belum adanya jaminan pasar dari Pemerintah/Swasta yang akan menampung
produksi penangkar. Selain itu, mahalnya harga sarana produksi dan besarnya upah
dalam pelaksanaan penangkaran membuat jumlah petani penangkarnya setiap tahun
berkurang minatnya dan adanya serangan hama dan penyakit, seperti tungro.
Kata Kunci: komparatif, penangkar benih, petani padi