Abstract:
Permasalahan pada penelitian ini adalah rendahnya aktivitas belajar dan keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran IPA. Hal tersebut disebabkan strategi pembelajaran yang belum cocok dengan materi ceramah; siswa masih malu-malu untuk bertanya; kurangnya sumber materi pembelajaran; siswa kurang memahami bagian dari materi; dan banyaknya materi IPA yang kadang belum terselesaikan dalam satu kali pertemuan serta belum adanya penerapan model pembelajaran yang menyenangkan. Upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan model LENTERA (Problem Based Learning, Numbered Head Together, dan Make a Match) dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas, keterampilan berpikir kritis, dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Telaga Biru 6 Banjarmasin yang berjumlah 25 orang siswa terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Data yang diambil merupakan data kualitatif diperoleh melalui observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan keterampilan berpikir kritis siswa kemudian menggunakan data kuantitatif untuk hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes tertulis secara kelompok dan individu. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskripsi analisis dan dijabarkan dengan tabel, grafik dan interpretasi dengan persentase.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas guru pada pertemuan 1 memperoleh skor 34, pertemuan 2 memperoleh skor 38, pertemuan 3 memperoleh skor 41 dan pertemuan 4 meningkat memperoleh skor 45. Aktivitas siswa pada pertemuan 1 memperoleh persentase 24%, pertemuan 2 memperoleh persentase 32%, pertemuan 3 memperoleh persentase 44?n pertemuan 4 memperoleh persentase 88%. Adapun keterampilan berpikir kritis pada pertemuan 1 memperoleh persentase 16%, pertemuan 2 memperoleh persentase 36%, pertemuan 3 memperoleh persentase 64?n pertemuan 4 memperoleh persentase 84%. Untuk ketuntasan klasikal hasil belajar siswa pada pertemuan 1 memperoleh persentase 52%, pertemuan 2 memperoleh persentase 88%, pertemuan 3 memperoleh persentase 100?n pertemuan 4 memperoleh persentase 100%.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan model LENTERA dapat meningkatkan kualitas aktivitas guru, aktivitas siswa, keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Adapun saran bagi kepala sekolah, guru dan peneliti lain agar penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas aktivitas guru, aktivitas siswa, keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar pada siswa.