Abstract:
Latar Belakang: World Health Organization (2020) berpendapat bahwa resistensi antibiotik telah mencapai tingkat sangat berbahaya di seluruh dunia dan terus berkembang. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2022) melaporkan bahwa tingkat kematian karena resistensi antibiotik saat ini mencapai sekitar 1,27 juta jiwa tiap tahun. Penggunaan bahan alami sebagai antibiotik lebih dipilih karena memiliki berbagai ragam struktur kimia dan berbagai mekanisme unik. Salah satu bahan alami yang berpotensi antibiotik dan hidup di lingkungan lahan basah yaitu tanaman galam (Melaleuca cajuputi subsp. Cumingiana Barlow). Habitat tanaman galam berada di kawasan hutan rawa gambut, tepi sungai, dan pesisir. Uji toksisitas merupakan bagian awal dari evaluasi suatu bahan kedokteran gigi pada sel sebelum digunakan pada manusia. Uji toksisitas berfungsi untuk mengetahui efek toksik dan batas dosis aman suatu senyawa kimia dalam penelitian ini menguji ekstrak daun galam. Tujuan: Menganalisis efek toksik setelah pemberian ekstrak daun galam (Melaleuca cajuputi subsp. Cumingiana Barlow) terhadap sel fibroblas BHK-21. Menganalisis nilai IC50 setelah pemberian ekstrak daun galam (Melaleuca cajuputi subsp. Cumingiana Barlow) dengan konsentrasi 0,125%, 0,2%, 0,25%, 0,4%, 50%, 75%, 100% terhadap sel fibroblas BHK-21. Metode: Penelitian ini adalah penelitian eksperimental murni (true experimental) dengan rancangan posttest-only with control group design untuk menganalisis toksisitas ekstrak daun galam terhadap sel fibroblas Baby Hamster Kidney-21 (BHK-21) dengan metode Microculture Tetrazolium Technique (MTT) assay secara In Vitro. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun galam bersifat tidak toksik terhadap sel fibroblas BHK-21 karena seluruh konsentrasi ekstrak daun galam viabilitas selnya >100% sehingga nilai IC50 >0,1% juga. Hasil uji post hoc Games-Howell menyimpulkan bahwa konsentrasi 50%, 75%, dan 100% lebih efektif dibandingkan konsentrasi 0,125%, 0,2%, 0,25%, dan 0,4%. Kesimpulan: Tidak ada efek toksik setelah pemberian ekstrak daun galam dengan konsentrasi 0,125%, 0,2%, 0,25%, 0,4%, 50%, 75%, dan 100% terhadap sel fibroblas BHK-21.