Abstract:
Hortikultura merupakan salah jenis tanaman yang prospeknya cukup baik untuk dikembangkan pada daerah yang bukan basis produksi tanaman pangan berupa padi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi rumah tangga petani. Salah satu tanaman hortikultura tersebut adalah cabai rawit. Pada Tahun 2021 Pamalongan memiliki produktivitas cabai rawit tertinggi di Kecamatan Bajuin Kabupaten Tanah Laut. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui biaya, penerimaan dan keuntungan dan kelayakan usahatani cabai rawit serta masalah yang dihadapi petani cabai rawit. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September 2021 sampai Januari 2023. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Desa Pamalogan ter-purposive atau terpilih dengan sengaja pada penelitian ini. Tiga puluh (30) orang dipilih secara random sampling menggunakan tabel bilangan sederhana dari total populasi tersebut. Dari penelitian ini perbandingan biaya tetap dan biaya variabel cukup besar yaitu 1:16. Sehingga alokasi seluruh biaya banyak berfokus pada biaya variabel. Penerimaan usahatani cabai rawit yang diperoleh oleh petani Rp 22.543.967/usahatani (Rp 30.058.622/ha) dengan biaya total yang dikeluarkan Rp 14.134.572/usahatani (18.795.980/ha), sehingga dapat disimpulkan keuntungan yang diperoleh masing-masing petani adalah sebesar Rp8.409.395/usahatani (Rp11.262.643/ha). Berdasarkan analisis kelayakan usahatani didapati bahwa Usahatani cabai rawit di Desa Pamalongan layak diusahakan dengan nilai RCR 1,59. Permasalahan usahatani cabai rawit di Desa Pamalongan ada tiga yaitu adanya larangan pembakaran lahan, saprodi mahal, organisme pengganggu tanaman yang susah diatasi dan musim yang tak menentu serta harga yang fluktuatif