Abstract:
Pelarut merupakan komponen yang berpengaruh terhadap parameter ekstrak dan kandungan metabolit sekunder dalam tanaman, salah satunya yaitu senyawa fenolik pada daun Labisia pumila sehingga dapat mempengaruhi aktivitas antioksidannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan pelarut optimum dalam proses ekstraksi daun L. pumila berdasarkan parameter fenolik total dan nilai IC50. Serbuk simplisia daun L. pumila diperoleh dengan mengeringkan sampel segar yang diserbukkan. Ekstraksi dilakukan dengan metode perebusan pada pelarut akuades dan metode maserasi pada pelarut etanol. Penentuan kadar fenolik total menggunakan pereaksi Folin-Ciocalteu dengan standar asam galat yang dinyatakan dengan nilai %b/b GAE (Gallic Acid Equivalent). Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH berdasarkan nilai IC50 dengan pembanding kuersetin. Hasil penelitian menunjukkan kadar fenolik total dari ekstrak akuades, ekstrak etanol 70%, dan ekstrak etanol 96% masing-masing sebesar 6,437 ± 0,177; 8,377 ± 0,079; dan 17,387 ± 0,621% b/b GAE. Aktivitas antioksidan pada ekstrak akuades, ekstrak etanol 70%, dan ekstrak etanol 96% masing-masing memiliki nilai IC50 sebesar 59,716; 50,543; dan 43,520 ppm. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak akuades dan etanol 70% memiliki aktivitas antioksidan kuat, sedangkan ekstrak etanol 96% sangat kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelarut optimum berdasarkan parameter fenolik total dan nilai IC50 adalah etanol 96%.
Kata Kunci : Antioksidan, DPPH, Folin-Ciocalteu, Labisia pumila, Kadar Fenolik Total