Abstract:
Benalu batu (Paraboea kalimantanensis) merupakan tumbuhan khas Kalimantan Selatan yang berpotensi sebagai antibakteri. Daun P. kalimantanensis mengandung senyawa aktif berupa fenol, flavonoid, saponin, dan tanin. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antibakteri dan konsentrasi hambatan minimum (KHM) ekstrak etanol daun P. kalimantanensis terhadap bakteri Staphyloccocus aureus, Escherichia coli, dan Salmonella sp. Daun P. kalimantanensis diekstraksi dengan pelarut etanol 96%. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram (Kirby-Bauer) ekstrak etanol daun P. kalimantanensis dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20%. Kontrol positif yang digunakan adalah siprofloksasin dan kontrol negatif adalah DMSO 5%. Penentuan KHM menggunakan metode dilusi cair sedangkan KBM menggunakan metode gores pada media spesifik. Hasil yang diperoleh menunjukkan ekstrak etanol dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20% mampu menghambat bakteri S. aureus dengan diameter zona hambat secara berturut-turut 11,44 mm; 13,66 mm; 14,38 mm. Konsentrasi 10% signifikan terhadap konsentrasi 15%, namun tidak signifikan terhadap konsentrasi 20% sedangkan konsentrasi 15% tidak signifikan terhadap konsentrasi 20%. Semua variasi konsentrasi ekstrak etanol belum mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli dan Salmonella sp. Hasil penentuan KHM terhadap bakteri S. aureus, ekstrak etanol daun P. kalimantanensis konsentrasi 10% tidak menunjukkan kekeruhan kemudian digores pada media MSA dan tidak terdapat pertumbuhan koloni. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun P. kalimantanensis merupakan antibakteri spektrum sempit yang bersifat bakterisidal terhadap S. aureus dengan KHM dan KBM 10%.
Kata kunci : Antibakteri, benalu batu, ekstrak etanol, Paraboea kalimantanensis