Abstract:
Daun tapak dara (Cathranthus roseus) memiliki berbagai kandungan senyawa metabolit sekunder. Salah satunya yaitu flavonoid yang berkhasiat sebagai antipiretik. Pengobatan demam pada anak dapat diberikan obat golongan antipiretik secara oral tetapi memliki kekurangan diantaranya kesulitan menelan obat dan bisa tersedak jika berupa cairan sehingga dilakukan pengembangan sediaan obat menjadi patch transdermal. Sediaan patch transdermal merupakan sediaan obat yang digunakan untuk melepas sejumlah dosis tertentu yang berpenetrasi melalui kulit dibantu dengan adanya peningkat penetrasi seperti mentol. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan pengaruh penambahan mentol sebagai peningkat penetrasi terhadap jumlah kumulatif dan kecepatan penetrasi sediaan patch transdermal ekstrak daun C. roseus. Metode diawali dengan pembuatan ekstrak etanol daun C. roseus yang dilanjutkan pembuatan sediaan patch transdermal dengan mentol dan tanpa mentol. Patch transdermal dilakukan uji penetrasi menggunakan alat difusi Franz dan lepasan kulit ular sanca batik (P. reticulatus) sebagai membran. Hasil yang diperoleh rerata jumlah kumulatif flavonoid yang terpenetrasi dari formula dengan mentol dan tanpa mentol berturut-turut yaitu 93,1295±1,3604µg/cm2 dan 87,8290±0,8468 µg/cm2. Sedangkan rerata kecepatan penetrasi yaitu 20,1682±0,1262 µg/cm2jam dan 19,0540±0,0967 µg/cm2jam. Kesimpulan dari penelitiaan ini yaitu bahwa penambahan peningkat penetrasi mentol mempengaruhi jumlah kumulatif dan kecepatan penetrasi.
Kata Kunci: Tapak dara, patch, penetrasi, mentol, flavonoid