Abstract:
Kalimantan Tengah merupakan provinsi yang sangat banyak beragam ciri khas yang dimilikinya, salah satu ciri khas Kalimantan Tengah adalah olahan-olahan dari tanaman kelakai. Peminat jenis paku-pakuan ini pun cukup banyak. Selain itu, produsen olahan kelakai pun juga tidak sedikit. Namun, tak jarang masih banyak yang belum mengetahui kelakai sebagai ciri khas Kalimantan Tengah. Maka dari itu, Agrowisata Kelakai di Palangkaraya merupakan wujud solusi dari permasalahan tersebut, yaitu mengenalkan kelakai sebagai khas Kalimantan Tengah sekaligus wadah penyalur produsen olahan-olahan kelakai agar semakin memajukan UMKM khususnya di Kota Palangkaraya selaku ibukota provinsi Kalimantan Tengah. Untuk mewujudkan tujuan desain, maka Agrowisata ini memiliki dua aspek tujuan, yaitu edukatif dan partisipatif, sebagai wujud memberikan pengetahuan kepada masyarakat disertai dengan tindakan nyata (partisipasi). Untuk mewujudkan rancangan dengan tujuan tersebut, maka diperlukan konsep Arsitektur Metafora sebagai pengenalan dan edukasi melalui suatu bentuk adaptasi. Untuk mewujudkan rancangan agrowisata ini, maka dibutuhkan pengenalan bagi daerah kota Palangkaraya sendiri dimana sebagian besar tekstur tanah berjenis tanah gambut yang berarti memerlukan strategi khusus untuk melakukan pembangunan. Untuk mengatasi masalah ini, maka metode yang digunakan adalah pendekatan Arsitektur Ekologi. Arsitektur Ekologi merupakan pendekatan arsitektur yang mengusung pelestarian lingkungan tanpa merubah bentuk aslinya. Untuk menggabungkan kedua prinsip diatas, maka desain Agrowisata ini menggunakan konsep Metafora-Ekologis dimana konsep ini merupakan perwujudan arsitektur metafora dan arsitektur ekologi yang bersinergi menjadi sebuah konsep dengan aspek visual dan aspek fungsi sebagai perwujudannya.
Kata kunci: Agrowisata, Kelakai, Palangkaraya, Arsitektur Ekologi, Arsitektur Metafora, Konsep Metafora-Ekologis.