Abstract:
Kasus kecelakaan kerja sektor industri manufaktur di Indonesia relatif tinggi disebabkan karena kelelahan kerja. Laporan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 2020 menyebutkan bahwa kasus kecelakaan kerja terbesar diperoleh pada sektor manufaktur dan konstruksi yaitu sekitar 63,6%. Di Industri manufaktur dalam proses produksi, pekerja melakukan pekerjaan terus menerus selama 24 jam sehingga pekerja area produksi sering mengalami kelelahan kerja karena bekerja secara berulang dan monoton selain itu sistem yang dianut oleh perusahaan masih manual material handling serta pengaruh dari faktor lain seperti kebisingan, iklim kerja panas dan pencahayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian produksi di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah literature review berjenis scoping review dengan penentuan artikel menggunakan kriteria PECOT dan bersumber dari Google scholar. Penyeleksian artikel menggunakan Prisma Flowchart hingga didapatkan 11 artikel yang di inklusi serta ditelaah. Diketahui dari 11 artikel terdapat 22 faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian produksi. Faktor yang behubungan adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, riwayat penyakit, status gizi, status anemia, kualitas tidur, monotoni kerja, konflik kerja, masa kerja, beban kerja, beban kerja fisik, beban kerja mental, shift kerja, kebisingan, suhu lingkungan. Sedangkan faktor yang tidak berhubungan terdiri dari stress kerja, kerja lembur, motivasi kerja, penerangan lokal, iklim kerja panas, dan tekanan panas. Saran diharapkan pekerja bagian produksi dapat melakukan pencegahan untuk mengurangi tingkat kelelahan di tempat kerja.
Kata Kunci : Usia, masa kerja, beban kerja, shift kerja, pekerja produksi, kelelahan kerja