Abstract:
Banyaknya kebutuhan akan kayu lapis mengakibatkan bertambahnya industri kayu lapis sehingga menimbulkan persaingan antara pelaku usaha. Salah satu cara untuk mempertahankan produk mereka dipasar dengan memperhatikan kualitas produk. Pengawasan kualitas produk dapat menekan jumlah produk yang gagal dalama proses produksi. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis cacat teknis kayu lapis pada ketebalan 3.0 mm, 3.6 mm dan 8.2 mm; serta menganalisis penyebab terjadinya cacat teknis kayu lapis. Pengambilan sampel contoh dilakukan pada shift A dengan pengujian secara acak sebanyak 35 sampel. Kayu lapis yang diproduksi diamati secara kasat mata untuk menentukan apakah terdapat cacat atau tidak. Mengidentifikasi cacat teknis kayu mengggunakan diagram petro dan diagram sebab akibat digunakan untuk menentukan penyebab kerusakan. Hasil penelitian dari hari ke-1 sampai hari ke-3 menunjukkan bahwa kayu lapis dengan ketebalan 3,0 mm, 3,6 mm dan 8,2 mm terdapat 29 jenis kecacatan. Nilai tertinggi dari ketiga ketebalan kayu lapis diantaranya dengan ketebalan 3,0 mm kecacatan blister sebanyak 72 dengan presentase total cacat sebesar 16,74%, ketebalan 3,6 mm kecacatan pecah sebanyak 76 dengan presentase total cacat sebesar 13,89%, dan yang terakhir ketebalan 8,2 mm kecacatan delaminasi sebanyak 39 dengan presentase total cacat sebesar 11,74%. Jenis cacat teknis kayu lapis pada diagram sebab akibat yang ditemukan adalah blister. Masalah utama blister ini terjadi dikarenakan terdapat dua faktor yaitu faktor manusia (human error) dan faktor mesin.