Abstract:
Dalam menanggapi krisis iklim global, telah banyak penelitian yang menguji model hubungan identitas sosial dengan aksi pro-lingkungan. Namun, perhatian atas keterlibatan emosi sebagai mediator serta representasi sampel untuk wilayah Asia untuk membuktikan hubungan tersebut masih sedikit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek identitas sosial (identitas manusia global dan identitas nasional) terhadap intensi aksi pro-lingkungan dimediasi oleh emosi marah berbasis kelompok. Menggunakan metode eksperimental, peneliti menggunakan susunan kata acak (priming) via daring sebagai manipulasi kepada 225 mahasiswa program sarjana Kalimantan Selatan, Indonesia (M=20,22 tahun, SD=1,504) yang dibagi menjadi kelompok eksperimen identitas global (n=58), kelompok eksperimen identitas nasional (n=74), dan kelompok kontrol (n=93). Hasil uji regresi model mediasi membuktikan bahwa: (1) emosi marah berbasis kelompok tidak signifikan memediasi hubungan identitas sosial terhadap aksi pro-lingkungan, (2) identitas sosial tidak signifikan memprediksi emosi marah berbasis kelompok, (3) emosi marah berbasis kelompok signifikan memprediksi aksi pro-lingkungan. Ditemukan perbedaan skor intensi untuk aksi pro-lingkungan di antara tiga kelompok eksperimen identitas sosial. Penelitian ini membuka peluang pada penelitian selanjutnya agar mengeksplorasi dan menyelidiki lebih lanjut kedudukan emosi marah berbasis kelompok sebagai mediasi emosi berdasarkan teori asal untuk keberagaman konteks.