Abstract:
ABSTRAK
Ngatmiyatun . 2023. Penulis Perempuan Berbicara Poligami dalam Tiga Novel
Indonesia: Kajian Ginokritik. Tesis. Program Studi Magister Pendidikan Bahasa
Dan Sastra Indonesia. Program Pascasarjana, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarmasin. Pembimbing: (1) Dr. H. M. Rafiek, M. Pd,; (2) Dr. Noor Cahaya, M.
Pd.
Kata Kunci: Penulis Perempuan, Poligami, Novel, Ginokritik
Novel Indonesia pada dua dekade terakhir cukup gencar mengangkat isu
poligami yang dihadirkan oleh pengarang perempuan melalui novel. Hal ini
menandakan adanya bentuk perlawanan dari kungkungan budaya patriarki.
Perlawanan ini menunjukan adanya kamajuan dalam merepresentasikan citra
perempuan yang selama ini ditekan, ditindas, dan didominasi oleh tradisi patriarki.
Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mendeskripsikan pandangan penulis perempuan
dalam menggambarkan poligami dalam novel Istri Muda, novel Ibuku Malang
Ibuku Kuyang dan novel Athirah. (2) mendeskripsikan penulisan perempuan dan
budaya perempuan yang digambarkan oleh penulis perempuan melalui nilai-nilai,
institusi, hubungan-hubungan dan komunikasi antar tokoh.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
ginokritik dengan metode deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini berupa teks
novel Istri Muda karya Rika, novel Athirah karya Alberthine Endah dan Ibuku
Malang Ibuku Kuyang karya Nurul Karimah. Sedangkan sumber data dalam
penelitian ini yaitu novel Istri Muda karya Rika cetakan pertama, tahun 2017, novel
Athirah karya Alberthine Endah cetakan kedua tahun 2019 dan Ibuku Malang Ibuku
Kuyang karya Nurul Karimah cetakan pertama tahun 2020. peneliti juga
menggunakan sumber data lain yaitu wawancara langsung dengan pengarang untuk
mendapatkan informasi secara holistik dari masalah yang menjadi objek penelitian.
Hasil penelitian ditemukan bahwa pola poligami berdasarkan pandangan
penulis perempuan yakni terdapat tiga pola poligami yaitu pertama, (1) poligami
dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, tanpa ada izin dari istri pertama. Penulis
menerima dan menyetujui poligami atas dasar ketentuan agama. (2) poligami
dilakukan dengan terbuka dan ada izin dari istri pertama. Poligami ditolak dari
sudut pandang istri kedua karena banyak penderitaan yang dialami istri kedua dan
hak yang tidak terpenuhi oleh istri kedua. Penulis tidak menerima atau menolak
poligami. (3) poligami dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, istri pertama
terpaksa memberikan izin. Penulis menolak poligami meskipun dari sudut pandang
agama membolehkan. Kedua, Penulisan perempuan dan budaya perempuan yang
digambarkan penulis perempuan melalui komunikasi antar tokoh pada ketiga novel
meliputi values (nilai-nilai) seperti nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan,
manusia dengan sesama dan manusia dengan dirinya sendiri. Institutions (institusiinstitusi) seperti kepiawaian perempuan yang tidak hanya piawai dalam mengurus
masalah rumah tangga dan melayani suami, tetapi juga piawai dalam menjalani
usaha seperti bisnis di luar rumah, relationships (hubungan-hubungan) seperti
perempuan yang pandai dalam menjalin hubungan baik hubungan dengan suami,
vii
anak, kerabat, sahabat, tetangga, rekan kerja, pegawai-pegawai, dan pelanggan, the
methode of communication (metode komunikasi) seperti cara perempuan
berkomunikasi kepada lawan bicaranya yang menunjukkan sosok perempuan
sebagai seorang yang mudah bergaul, hangat, lembut, penyayang, ingin selalu
diperhatikan, dan dipahami