Abstract:
Perilaku sebagian nelayan pesisir kecamatan kusan hilir yang dimana sering kali membuang ikan-ikan hasil tangkapan yang tidak memiliki nilai jual tinggi seperti ikan otek atau ikan manyung, dan ikan tembang atau ikan sardinella ke laut sehingga dapat mencemari perairan laut. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan limbah ikan dan belum adanya penerapan teknologi dalam pengelolaan limbah ikan menjadi kendala dalam pemanfaatan limbah ikan. Salah satu teknologi yang bisa dikembangkan adalah meanfaatkan ikan manyung tersebut sebagai bahan utama bokashi yang bisa menyuburkan tanaman. Tanaman trembesi merupakan salah satu pohon peneduh jalan yang banyak dijumpai di Kabupaten Tanah Bumbu. Trembesi digunakan terutama sebagai pohon peneduh dan hiasan. Trembesi memiliki daya serap gas CO2 yang sangat tinggi. Satu batang trembesi mampu menyerap 28,5 ton gas CO2 setiap tahun sehingga bisa dikembangkan untuk memperbaiki kualitas udara dan mengurangi pemanasan global.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan bokashi ikan manyung sebagai media pertumbuhan tanaman terhadap berat basah dan berat kering biomassa bibit trembesi serta menentukan komposisi terbaik bokashi yang dapat menghasilkan biomassa bibit trembesi tertinggi.
Penelitian dilakukan pada area pembibitan di halaman kantor kelurahan kota pagatan dengan menggunakan naungan paranet. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan dan 5 ulangan dengan 3 tanaman pada setiap unit perlakuan. Uji lanjutan yang digunakan adalah Duncan Multiple Range Test. Variabel bebas atau perlakuan dalam penelitian adalah tanah subsoil 100%, tanah subsoil 90% ditambah bokashi 5?n sekam bakar 5%, tanah subsoil 80%, ditambah bokashi 10?n sekamb bakar 10%, tanah subsoil 70% ditambah bokashi 15?n sekam bakar 15%, tanah subsoil 60% ditambah bokashi 20?n sekam bakar 20%, dan tanah subsoil 50% ditambah bokashi 25?n sekam bakar 25%. Variabel terikatnya adalah berat basah dan berat kering biomassa bibit trembesi.
Pada umur 3 bulan setelah pemberian perlakuan, berat basah dan berat kering biomassa tertinggi dihasilkan oleh perlakuan komposisi media tanam berupa tanah subsoil 50% yang ditambah 25% bokashi ikan dan 25% sekam bakar denga rata-rata berat basah sebesar 34,89 g dan berat kering sebesar 17,73 g. Berat basah dan berat kering tersebut berbeda nyata dengan berat basah dan berat kering biomassa yang dihasilkan oleh perlakuan lainnya pada penelitian ini. Berat basah dan berat kering biomassa terendah dihasilkan oleh komposisi media tanah subsoil 100% (kontrol) tanpa penambahan bokashi ikan dan sekam bakar dengan berat basah sebesar 7,86 g dan berat kering 3,76 g.