Abstract:
Permasalahan dari penelitian ini adalah rendahnya aktivitas siswa,kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif pada akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran matematika pada materi pecahan. permasalahan ini muncul karena pembelajaran masih cenderung berlangsung satu arah, belum memuat aktivitas berpikir kritis dan kesempatan untuk berkreatifitas yang akhirnya menunjukkan bahwa pembelajaran yang berlangsung masih kurang bermakna. Berdasarkan hal ini maka dilakukan upaya penelitian untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ini sekaligus juga bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru. serta menganalisis aktivitas, kemampuan berpikir kritis, kemampuan berpikir kreatif, dan hasil belajar siswa.
Setting Penelitian ini dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 3 kali pertemuan. Subjek Penelitian ini adalah 21 orang siswa kelas V SDN Kelayan Selatan 3 tahun pelajaran 2022/2023. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi dan tes tertulis yang kemudian dituangkan melalui table dan grafik. Data kemudian juga dianalisis berdasarkan skala presentase dan indikator belajar klasikal yang telah ditetapkan.
Hasil penelitian ini menunjukan aktivitas guru telaksana dengan “Sangat Baik” dengan persentase 94%, aktivitas siswa telaksana dengan “Hampir Seluruh Siswa Aktif” dengan persentase klasikal 81%, kemampuan berpikir kritis telaksana dengan “Hampir Seluruh Siswa Terampil” dengan persentase klasikal 76%, kemampaun berpikir kreatif telaksana dengan “Hampir Seluruh Siswa Terampil” dengan persentase klasikal 67%, dan Hasil belajar juga mencapai kriteria “Tuntas” dengan persentase klasikal 81% pada aspek kognitif serta 76% pada aspek afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru telah terlaksana dengan sangta baik dan aktivitas siswa, keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, serta hasil belajar telah meningkat dengan menggunakan model kombinasi Problem Based Learning, Snowball Throwing, dan Numbered Head Together. Sehingga model ini dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran.