Abstract:
Berdasarkan informasi yang dipublikasikan Aviation Safety Counsil pada tahun 2010 terdapat 1.08 kecelakaan dalam 1 juta penerbangan tiap jamnya di seluruh dunia. Diantara seluruh faktor, kelalaian manusialah yang menyebabkan secara utama serta menyumbang angka hingga 90%. Berdasarkan hasil laporan kelalaian absensi tahun 2018 Perum LPPNPI cabang Banjarmasin dari 4 unit pekerjaan tercatat 1.745 (12,21%) kelalaian absensi di tahun 2018. Masalah lainnya ialah sering terdapat perbedaan jam kerja untuk personel Air Traffic Controller (ATC), Aeronautical Communication Officer (ACO), dan unit Teknik yang terlampau pada jam kerja yang dipersyaratkan, yaitu 10 jam jika pesawat sedang extend dan saat musim haji. Tujuan penelitian yang dilakukan ialah memahami keterkaitan faktor pekerjaan dengan stres kerja terhadap karyawan AirNav Indonesia cabang Banjarmasin. Penelitian ini termasuk penelitian observasional analitik memakai desain cross sectional. Subjek yang diteliti ialah personel ATC, ACO, dan Unit Teknik. Sampel penelitian disini sejumlah 58 orang yang dipilih melalui metode Proportional Random Sampling. Namun berdasarkan kriteria hanya 34 orang yang memenuhi kriteria penelitian. Instrumen yang dipakai ialah kuesioner online, dan proses penelitian dimulai November sampai Desember 2020. Untuk menganalisis data, memakai pengujian chi square serta fisher's exact (CI=95%, a=0,05). Hasil pengujian statistik memperlihatkan bahwasanya tidak ada keterkaitan diantara konflik interpersonal (p value=1,000), jumlah beban kerja (p value=0,421), tuntutan mental (p value=0,235), dan shift kerja (p value=0,297) dengan stres kerja. Peneliti menyarankan kepada pihak manajemen dapat mempertahankan pola shift kerja, mempertahankan kualitas lingkungan fisik, dan menjaga serta melakukan peningkatan relasi interpersonal dengan baik pada rekan kerja untuk mencegah timbulnya stres kerja.
Kata kunci: konflik interpersonal, jumlah beban kerja, tuntutan mental, shift kerja.