Abstract:
Latar Belakang : Fraktur ekstremitas ini sering terjadi di pekerjaan, dan apabila tertunda nya pemeriksaan bisa membuat reduksi fraktur akan sulit dikarenakan membentuk kasus awal dalam 7 sampai 10 hari maka sulit dimanipulasi, terapi dengan reduksi fraktur yang tepat.
Tujuan : Tujuan umum penelitian ini yaitu ingin mengukur kemampuan styrofoam sebagai imobilisasi pada fraktur ekstremitas atas.
Metode : Penelitian ini memakai metode pre-experimental dan desain one shot case study. Desain penelitian ini mempunyai satu kelompok yang digunkan dalam penelitian untuk diberikan perlakuan dan selanjutnya di observasi hasilnya. ( X ) variabel independen yang diberikan perlakuan ( O ) variabel dependen yang akan dilakukan observasi.
Hasil : Dalam waktu 60 menit terjadi satu kali penurunan posisi dari styrofoam. Posisi awal pemasangan yaitu 1800 sebelum digantungkan beban, saat dipasangkan beban nol menit awal pemasangan tetap berada di posisi 1800, pada 10 menit pertama masih tetap berada di 1800, dan pada 10 menit ke dua terjadi penurunan posisi kemiringan menjadi 1780, kemudian pada 10 menit ketiga sampai 10 menit ke 6 masih tetap dalam posisi 1780. Sehingga terlihat dari total penurunan di semua menit pengukuran yaitu hanya terjadi penurunan posisi sebanyak satu kali yaitu 20 dalam waktu 60 menit pengukuran dilakukan. Kesimpulan : Terdapat defiasi derajat kemiringan sebanyak 20 selama penelitian berjalan dalam waktu 60 menit dengan posisi awal 1800 dan hasil akhir pengukuran selama 60 menit yaitu 1780. Penggunaan styrofoam dapat digunakan untuk panggilan ambulan dengan response time ketegori ke-1 dimana total waktu yang di perlukan yaitu 7-15 menit.