Abstract:
Logam berat adalah logam yang massa atom relatifnya besar dan pada umumnya bersifat racun terhadap makhluk hidup. Racun yang masuk akan tetumpuk pada jaringan organ yang peka benda asing seperti insang, ginjal, hati dan usus. Ikan gelodok (Periophthalmodon schlosseri) adalah satu fauna pada kawasan mangrove yang memiliki peran sebagai bioindikator maka ginjal dan hatinya dapat digunakan untuk mengetahui bioakumulasi logam berat tembaga. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan tembaga pada air, sedimen, serta ginjal dan hati ikan gelodok sebagai bioindikator pencemaran di pesisir dan estuari muara Sungai Barito. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2022 sampai dengan Maret 2023. Pengambilan sampel Periophthalmodon schlosseri dilakukan di pesisir dan estuari Kuala Lupak, Kecamatan Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan. Hasil data kualitas air serta cemaran logam berat tembaga (Cu) pada air, sedimen, organ hati dan ginjal ikan gelodok dibandingkan dengan standar baku mutu sesuai dengan PP RI No. 22 Tahun 2021 tentang baku mutu sungai dan dibahas secara deskriptif. Data fisik dan kimia yang didapatkan akan dianalisis dengan metode Storet. Selain itu data tersebut juga dianalisis dengan Uji T Independent Samples dengan taraf nyata 5% untuk mengetahui berbeda nyata atau tidak antar stasiun estuari dan pesisir serta tiap parameternya. Hasil kadar logam berat tembaga (Cu) di stasiun estuari dan pesisir memiliki perbedaan yang tidak signifikan dengan nilai t hitung 0,999 yaitu kurang dari t tabel 2,447, sedangkan hasil kadar logam berat tembaga (Cu) hanya pada parameter air yang memiliki perbedaan tidak signifikan, sedimen, ginjal dan hati memiliki perbedaan yang signifikan. Bioakumulasi logam berat Cu termasuk ke dalam tingkat bioakumulasi rendah karena kurang dari 100. Kualitas air memiliki skor -20 dan -25 menunjukkan bahwa kualitas perairan di kedua stasiun tergolong ke dalam kelompok C yaitu tercemar sedang.