Abstract:
Aprialdy, Muhammad Irwan. 2020. Kumpulan Cerpen “Teh dan Pengkhianat” karya Iksaka Banu: Sebuah Analisis Pascakolonial. Skripsi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program S1 Universitas Lambung Mangkurat. Pembimbing: (1) Dr. Sabhan, M.Pd.; (II) Dewi Alfianti, M.Pd.
Indonesia merupakan negara bekas jajahan Belanda selama kurang lebih 350 tahun. Sisa-sisa kolonisasi Belanda terhadap Indonesia tentunya mempengaruhi identitas sejarah dan budaya Indonesia. Sastra Indonesia tak lepas dari pengaruh kolonisasi Belanda. Teori pascakolonial merupakan seperangkat gagasan yang mengarahkan perhatian peneliti pada hubungan antara kebudayaan dengan imperialisme. Teh dan Pengkhianat merupakan kumpulan cerpen karya Iksaka Banu yang menyoroti kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kolonialisme hingga masa kemerdekaan. Peneliti berusaha menelaah cerpen-cerpen karya Iksaka Banu untuk menemukan unsur-unsur pascakolonialitas dalam topik bahasa dan identitas dengan butir-butir kanonitas, kejanggalan peristiwa, hibriditas, mimikri, dan ambivalensi. Peneliti menggunakan metode observasi dalam meneliti pascakolonialitas dalam cerpen-cerpen Iksaka Banu. Teknik analisis isi digunakan dalam penelitian untuk mengungkapkan isi laten dan isi komunikasi dalam tiap-tiap cerpen. Teori pendekatan kritis pascakolonial dari Day dan Foulcher digunakan untuk mengungkapkan unsur-unsur pascakolonialitas yang terdapat dalam teks cerpen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pascakolonialitas dalam kategori bahasa dengan butir-butir kanonitas dan kejanggalan peristiwa terdapat dalam lima cerpen yang berjudul “Kalabaka”, “Tegak Dunia”, “Sebutir Peluru Saja”, “Indonesia Memanggil” dan “Kutukan Lara Ireng”. Sementara, pascakolonialitas dalam kategori identitas dengan butir-butir hibriditas dan ambivalensi terdapat dalam sembilan cerpen yang ditelaah. Butir pascakolonialitas mimikri dominan pada empat cerpen yang berjudul “Kalabaka”, “Tegak Dunia”, “Di Atas Kereta Angin”, dan “Belenggu Emas”.
Kata kunci: cerpen, pascakolonial, bahasa, identitas