Abstract:
Latar belakang: Kasturi merupakan salah satu tumbuhan endemik Kalimantan Selatan. Ekstrak daun kasturi mengandung metabolit sekunder berupa flavonoid, fenolik, tanin, saponin, dan triterpenoid. Metabolit sekunder ini berpotensi untuk digunakan sebagai alternatif pengganti antibiotik konvensional dan obat penyembuh luka rongga mulut. Sebagai calon bahan obat alternatif, ekstrak daun kasturi terlebih dahulu harus lolos uji sitotoksisitas dan rangkaian uji lainnya untuk memastikan penggunaan bahan alam tersebut tidak berbahaya bagi manusia. Tujuan: Menganalisis sitotoksisitas setelah pemberian ekstrak daun kasturi (Mangifera casturi) terhadap sel fibroblas BHK-21 dilihat dari nilai IC50. Metode: Penelitian eksperimen murni dengan post test only dengan desain kelompok kontrol yang terdiri dari 13 kelompok dengan 10 kelompok perlakuan yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80 %, 90%, dan 100% serta 3 kelompok kontrol yaitu kontrol sel, kontrol sa,pel, dan kontrol media. Penelitian menggunakan metode MTT Assay yang menghasilkan absorbansi warna dan menghitung persentase viabilitas sel. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun kasturi tidak memberikan efek toksik terhadap sel fibroblas BHK-21 dengan nilai viabilitas sel pada semua kelompok perlakuan >90?n tidak terdapat nilai IC50 dari ekstrak daun kasturi terhadap sel fibroblas BHK-21. Kesimpulan: Tidak ada efek toksik setelah pemberian ekstrak daun kasturi dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100 % terhadap sel fibroblas BHK-21.