Abstract:
Kearifan lokal dapat meliputi kepercayaan, adat istiadat, upacara adat, rumah adat, pakaian daerah, dan makanan tradisional daerah, seperti beberapa makanan tradisional di Kalimantan Selatan adalah Pakasam, Wadi, Tapai Gambut (Tape) dan Mandai yang mana pengolahan makanan tradisional tersebut bersesuaian dengan materi IPA kelas IX SMP yakni konsep bioteknologi. Penelitian ini juga dilatar belakangi modul IPA yang belum ada dan belum digunakan sebagai jembatan antara materi pembelajaran IPA dengan kearifan lokal di Kalimantan Selatan. Penelitian ini berkaitan dengan pengembangan modul IPA berintegrasi kearifan lokal materi bioteknologi. Tujuan penelitian melakukan pengembangan ini untuk mendeskripsikan: (1) validitas modul IPA berintegrasi kearifan lokal materi bioteknologi, (2) kepraktisan modul, dan (3) keefektifan modul. Pengembangan modul mengimplementasikan hanya tiga tahapan dari model 4D yakni (define, design, develop, dan desiminnate). Instrumen yang diimplementasikan dalam penelitian mencangkup tes hasil belajar, angket respon peserta didik, dan lembar validasi modul IPA. Penelitian menghasilkan validasi modul IPA berintegrasi kearifan lokal dari para ahli yang menunjukkan kriteria sangat valid dengan memperoleh skor 3,86. Tes hasil belajar pada modul ini juga dinyatakan sangat valid dengan nilai sebesar 3,82. Hasil kepraktisan modul memperoleh nilai sebesar 86,18% yang ditunjukkan dengan keriteria sangat praktis. Modul IPA berintegrasi kearifan lokal juga dinyatakan efektif dengan memperoleh n-gain sebesar 0,82 dengan kriteria tinggi. Dari hasil ini, dapat disimpulkan modul IPA berintegrasi kearifan lokal materi bioteknologi yang dikembangkan dapat diimplementasikan sebagai bahan ajar karena dari hasil uji dinyatakan layak dan valid.