Abstract:
Batu bara masuk dalam golongan bahan tambang mineral organik tereksploitasi untuk memenuhi permintaan domestik dan ekspor yang memegang peran penting hingga mencapai 188,9 juta ton pada tahun 2022 untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Penggunaan batu bara dialokasikan sebesar 81% untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Kegiatan operasional penambangan batu bara membutuhkan energi dan tenaga dalam jumlah masif. Proses produksi batu bara menggunakan alat berat berbahan bakar fosil dapat berkontribusi sebagai penyumbang emisi dan berdampak terhadap lingkungan, Tujuan dari penelitian ini guna menganalisis jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) berupa polutan CO2, CH4, dan N2O serta asidifikasi (SO2). Selain itu, dilakukan pengkajian kontribusi dampak lingkungan dari proses produksi selama tahun 2022 per 1 ton batu bara berupa dampak Global Warming Potential (GWP100) dan Acidification Potential (AP) dengan metode life cycle assessment secara cradle to gate menggunakan software SimaPro 9.4.0.3. Estimasi emisi GRK dan asidifikasi yang dihasilkan selama periode tahun 2022 mencapai 171.276,42 ton CO2, 9,57 ton CH4, 63,50 ton N2O, dan 744,76 ton SO2. Kontribusi dampak lingkungan berupa dampak GWP100 mencapai 29,5 kg CO2 eq/ton batu bara dan AP sebesar 1,76 × 10-1 kg SO2 eq/ton batu bara. Unit proses yang berkontribusi memberikan dampak paling tinggi dihasilkan dari unit proses overburden removal dengan kontribusi dampak GWP sebesar 22 kg CO2 eq/ton batu bara dan AP sebesar 1,33 × 10-1 kg SO2 eq/ton batu bara yang disebabkan karena pada unit proses ini mengangkut material dalam jumlah yang besar sehingga meningkatkan kuantitas penggunaan unit dan konsumsi bahan bakar.